BANDUNG, PRINDONESIA.CO - Inilah yang disampaikan oleh Executive Director Head of Group Strategic Marketing & Communication DBS Indonesia Mona Monika pada workshop jelang PR INDONESIA Awards (PRIA) 2019 di Bandung, Rabu (21/3/2019). Sebagai PR, dalam mengelola brand ia harus memastikan ketika perusahaan memasuki pasar, brand harus dapat diterima publik.

Saat itu ia hanya diberi waktu 1,5 tahun untuk melakukan edukasi publik tentang brand bank asal Singapura yang telah mendunia ini. Hal ini dilakukan, agar saat acara peluncuran layanan, masyarakat sudah lebih dulu aware akan brand. Hal yang pertama dilakukan adalah repositioning sebuah brand. Sesuai positioning-nya secara global yaitu sebagai pelopor digital banking, hal ini juga dikomunikasikan kepada publik Indonesia. “Sekarang serba instan, dengan kami go digital, layanan perbankan sudah simpel dan effortless. Pada akhirnya, nasabah dapat live more,” ujarnya. Sesuai dengan tagline “live more, bank less”, DBS memungkinkan orang untuk bisa melakukan hal-hal lain dalam hidupnya tanpa perlu repot ke bank.

Hal selanjutnya adalah menetapkan audiens target. Mona mengatakan saat ini fokusnya adalah milenial krn bisa membuat brand bertahan lama. Target audiens lain adalah publik yang memiliki kemampuan finansial di atas rata-rata (affluent), pemerintah, media, regulator, pengusaha sosial, pengusaha kecil dan menengah, dan tentu saja staf internal perusahaan. Mona mengatakan, PR harus senantiasa mengedukasi staf internal karena mereka adalah the true ambassador. “Staf adalah representasi perusahaan, oleh karena itu mereka tak boleh kita abaikan,” ujarnya. (rvh)