Kolaborasi Masih Akan Jadi Kunci Sukses Program PR
PRINDONESIA.CO | Kamis, 25/09/2025
Kolaborasi Masih Akan Jadi Kunci Sukses Program PR
CEO SEQARA Communications Niken Widi Hapsari
doc/PR INDONESIA

SURABAYA, PRINDONESIA.CO – Program komunikasi atau kampanye public relations (PR) seringkali dikelola secara terpisah antar lembaga dan anak lembaga di bawahnya. Dampak dari praktik ini umumnya berupa pembengkakan anggaran, hasilnya yang kurang terintegrasi, dan sulitnya mengukur dampak. Dalam konteks ini, founder dan CEO SEQARA Communications Niken Widi Hapsari menggarisbawahi pentingnya kolaborasi.

Dijelaskannya dalam sesi workshop Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2025 di Hotel Platinum, Surabaya, Rabu (24/9/2025), keberhasilan program PR sejatinya tidak selalu ditentukan oleh anggaran yang besar. Lebih penting dari itu, katanya, adalah kemampuan praktisi PR untuk menggerakan pihak internal maupun eksternal.

Niken mencontohkan, ketika instansi A memiliki engagement rate Instagram yang tinggi, sementara instansi B tidak, program bersama akan membuat keduanya mendapat keuntungan. “Instansi B mendapat engagement dari followers instansi A, sedangkan instansi A terbantu dari sisi teknis karena B punya waktu dan SDM untuk mengerjakan konten atau acara,” ucapnya memberi gambaran.

Dengan begitu, lanjut Niken, hasil kolaborasi bisa lebih terukur, dan engagement yang dihasilkan dapat dihitung untuk mengetahui peningkatan persentase tertentu. Adaupun peningkatan tersebut akan menjadi bukti nyata keberhasilan bagi kedua instansi.

Tata Kelola Kolaborasi

Perempuan yang sudah berpengalaman lebih dari satu dekade di dunia PR itu mengingatkan agar praktisi PR memahami prinsip kolaborasi yang dibangun dari dua hal, yakni shared resources dan shared credibility.

Adapun konteks shared resources, mencakup pada berbagi sumber daya mulai dari lokasi, narasumber, kanal distribusi, relawan hingga materi visual. Sedangkan, shared credibility berarti reputasi mitra dapat memperkuat kepercayaan publik selama selaras dengan nilai dan mandat organisasi.

Dalam sesi tersebut, Niken juga berpesan, agar praktisi PR mendalami pentingnya tata kelola kolaborasi yang jelas. “Buat MoU atau PKS sederhana, susun kalender bersama, tunjuk PIC yang jelas dan sepakati service level agreement (SLA). Jangan yang penting jalan dulu,” pesannya.

Ikuti terus informasi tentang rangkaian acara puncak AHI 2025 hanya di humasindonesia.id dan prindonesia.co. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI