Berbagi Kiat Membangun “Personal Branding” untuk PR Muda
PRINDONESIA.CO | Kamis, 05/06/2025
Berbagi Kiat Membangun “Personal Branding” untuk PR Muda
Marketing Executive Looke & Oasea PT AVO Innovation & Technology Whira Purnama Rizki.
doc: PRINDONESIA.CO

JAKARTA, PRINDONESIA.CO -  Di dalam dunia kerja yang kian kompetitif, membangun personal branding bagi praktisi public relations (PR) sudah seumpama mendirikan mercusuar. Dengannya, praktisi PR dapat tampak menonjol sehingga mudah dikenali, dipercaya, dan diingat orang lain. Kurang lebih demikian Executive Looke & Oasea PT AVO Innovation & Technology Whira Purnama Rizki menegaskan pentingnya citra diri, ketika mengisi PR Academy #1 bertajuk From Campus to Career: Personal Branding untuk PR Muda, Rabu (28/5/2025) secara virtual melalui Zoom.

Di hadapan 26 mahasiswa yang jadi peserta, perempuan lulusan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta itu menyampaikan, personal branding tidak selalu soal pencapaian atau popularitas, tetapi lebih tentang apa yang dibangun dari nilai hidup (value), perilaku (behaviour), dan aksi nyata (action). “It’s not about achievements, tapi tentang bagaimana orang lain merasakan dan menggambarkan diri kita,” ujarnya.

Whira menekankan, konsistensi antara ketiga elemen di atas merupakan kunci penting dalam membangun personal branding. Ketika seseorang ingin dikenal sebagai pribadi yang komunikatif, katanya, maka perilaku dan aktivitas keseharian termasuk di media sosial harus mencerminkan hal tersebut. Tanpa adanya keselarasan, imbuhnya, personal branding tidak akan terbangun.

Adaupun spesifik bagi praktisi PR, lanjut Whira, personal branding memiliki makna yang lebih dalam. Pasalnya, seorang PR adalah brand guardian yang menjaga citra serta reputasi organisasi, dan hal itu berkaitan erat dengan kepercayaan. “Kita ini yang memegang peran pertama dalam membentuk persepsi publik, jadi kita harus mampu dan bisa dipercaya,” ungkapnya.

Hindari Kepalsuan

Secara praktis, Whira menjelaskan, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk membangun personal branding, diawali dengan mendefinisikan tujuan hidup dan nilai pribadi, membuat rencana jangka pendek dan panjang, hingga memilih platform media sosial yang tepat. “Teman-teman mahasiswa juga bisa bertanya kepada tiga orang terdekat mengenai kapabilitas dan kekuatan yang dimiliki guna membantu membentuk personal branding yang autentik,” imbaunya.

Penjelasan Whira kemudian disambut antusias peserta yang ingin berdiskusi. Beberapa dari mereka bahkan dengan semangat ingin mendapat review terkait praktik personal branding yang sudah dilakukan. Mahasiswa LSPR Institute Gwen Ines Vincentia, misalnya, kepada Whira ia memperlihatkan akun LinkedIn pribadi, dan bercerita soal kegundahan dalam peminatan profesional.

Mencoba menjawab, Whira pun menyarankan untuk memperjelas fokus minat profesional, dan menyelaraskan pengalaman dengan tujuan karier. Mengutip CEO Amazon Jeff Bezos yang berpandangan bahwa “your brand is what people say about you when you’re not in the room”, Whira mengajak untuk menghindari kepalsuan dalam personal branding. “Pastikan personal branding yang kita bangun itu nyata. Hal ini membutuhkan konsistensi dan keotentikan,” tandasnya. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI