Kesalahan yang pernah dilakukan orang lain adalah guru terbaik yang bisa menjadi panutan bagi praktisi komunikasi lainnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dalam bidang kerja apapun, kesalahan bisa saja terjadi. Tak terkecuali di bidang public relations (PR). Namun, perlu dicatat bahwa kesalahan merupakan bagian penting dari proses berkembang seseorang.
Sebagaimana pernah disampaikan oleh pendiri sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan, dalam konteks ini praktisi PR perlu untuk bisa melihat kesalahan bukan sebagai aib melainkan momentum belajar.
“Kesalahan tersebut harus dibarengi dengan upaya memperkuat komunikasi sebagai perangkat untuk mengembalikan reputasi maupun dukungan publik,” ujarnya dalam webinar PR INDONESIA Insight bertajuk Menguatkan Digital Melalui Akuntabilitas Komunikasi, Rabu (16/4/2025).
Dalam hal ini, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan praktisi PR, dan bisa menjadi pembelajaran bagi Sobat PR sekalian. Melansir dari PR Daily, Kamis (3/4/2025), berikut empat di antaranya.
1. Menggunakan Kata yang Keliru dalam Wawancara Media
Managing Partner Acuman Strategies Matt Burns dalam sebuah wawancara dengan majalah ternama pernah menyebut masalah pada sistem komputer baru sebagai “glitch”. Keesokan harinya, kata tersebut menjadi tajuk utama di halaman depan. “Jadi, pelajaran penting bagi praktisi PR, jangan gunakan atau ulangi kata-kata negatif untuk menjelaskan situasi apapun karena mereka cenderung dikutip langsung,” ungkapnya.
2. Menyetujui Foto yang Kurang Pantas
Principal All Tangled Roots Dan Manzei pernah menyetujui foto untuk distribusi melalui wire yang ternyata mengandung konten kurang pantas. Ia mengaku belum pernah merasa begitu malu secara profesional. Melalui pengalaman Dan, praktisi PR dapat belajar bahwa ketelitian adalah bagian penting dari kerja komunikasi.
3. Menyiratkan Makna Kurang Pantas Karena Salah Ketik
Masih berkaitan dengan ketelitian, Corporate Communications North America Lead Nokia Kevin Petschow pernah mengeja kata “public relations” dengan menghilangkan huruf “l” sehingga menghasilkan kata yang sangat tidak pantas. Sebagaimana diketahui, pemilihan kata dan bahasa dalam kerja komunikasi sangat memengaruhi makna dan persepsi audiens.
4. Tidak Sengaja Mengirim Email ke Seluruh Dunia
Chairman & CEO ProofAnalytics.ai Mark Stouse pada tahun 2000 pernah ditugaskan untuk mengirim email kepada salah satu klien terkait kesalahan besar yang mereka buat. Namun, karena alasan yang tidak diketahui, server mengirimkan email tersebut ke seluruh klien agensi tempatnya bekerja. Persoalan yang muncul kemudian adalah ia kehilangan klien yang permasalahannya tersebar ke banyak orang tersebut.
Demikian empat kesalahan yang pernah dilakukan para praktisi komunikasi profesional. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi Sobat PR, ya! (eda)