Industri Media Meski Terdisrupsi, Optimisme Masih Tinggi
PRINDONESIA.CO | Rabu, 12/02/2020 | 2.047
Industri Media Meski Terdisrupsi, Optimisme Masih Tinggi
"Harian Kompas" yang diwakili oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tri Agung Kristanto (kanan) borong tujuh piala IPMA.
SPS Pusat

BANJARMASIN, PRINDONESIA.CO  Total entri itu terbagi ke dalam empat kompetensi meliputi Indonesia Print Media Awards (IPMA), Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA), Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA), dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA).

Di acara yang mengangkat tema “Kreasi yang Menginspirasi Negeri” itu, KOMPAS kembali memborong apresiasi terbanyak dengan tujuh penghargaan untuk kompetisi IPMA. Meski dari jumlah entri menurun ketimbang tahun lalu, dari segi peserta banyak wajah-wajah baru. Khususnya, untuk kompetisi InMA.

Menariknya, walaupun mereka merupakan pemain baru, kualitas medianya mampu memikat perhatian para dewan juri. Contoh dari kategori multinasional meliputi PT Nestle Indonesia, PetroChina International Indonesia Ltd, PT Hutchison 3 Indonesia. Sementara pemain baru dari kalangan BUMN antara lain Wijaya Karya Bangunan Gedung, Bukit Asam, dan Pupuk Sriwidjaja Palembang. Serta, masih banyak lagi.

Yang berbeda, khusus Indonesia Media Research Awards and Summit (IMRAS) tahun ini konsepnya tidak lagi kompetisi, tapi karya buku yang ditulis oleh penerima fellowship. Setelah melalui seleksi, terpilih Bestian Nainggolan dari Universitas Indonesia sebagai fellowship IMRAS pertama. 

Ketua Harian SPS Pusat Januar P. Ruswita hadir menyambut para peserta. Ia mengatakan, di era yang kian dinamis, media adalah salah satu industri yang terkena disrupsi paling awal. Perilaku pembaca bergeser dari cetak ke on-line dan media sosial. Pola pemasaran korporasi pun terfokus kepada kedua platform tersebut.  Meski begitu, antusiasme para peserta mengikuti kompetisi ini dan menunjukkan karya-karya terbaiknya adalah wujud optimisme. “Ini luar biasa,” ujarnya. 

 

Kontras

Sebanyak sembilan juri diterjunkan untuk memberikan penilaian. Mereka adalah Ahmad Djauhar (Sekretaris Dewan Pertimbangan SPS Pusat), Asmono Wikan (Sekretaris Jenderal SPS Pusat), Danu Kusworo (Redaktur Foto Harian KOMPAS), Oscar Motulloh (kurator pewarta foto Kantor Berita ANTARA), Mas Sulistyo (Design Director DM ID), dan Nina M. Armando (Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI), Ndang Sutisna (Direktur Eksekutif First Position Group), Ika Sastrosoebroto (President Director Prominent PR), dan Agus Sudibyo (Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers)

Hasil pengamatan Danu, juri InMA dan ISPRIMA, ada banyak hal yang mengejutkan pada kompetisi tahun ini. “Kualitas mereka tetap terjaga,” katanya. Kepada peserta InMA, ia berpesan agar lebih banyak melibatkan internal karyawan dalam memproduksi majalah internal perusahaan. Sementara kepada peserta ISPRIMA, Danu mendorong agar mereka berani mengeksplorasi dan menggali kreativitas baru.

Bagi Sulistyo, juri IPMA dan IYRA, meski kualitas peserta umumnya meningkat, ia menemukan masih adanya gap kualitas yang lebar antara media nasional dengan daerah. “Saya tidak melihat adanya kebaruan baik dari sisi teknik fotografi, visual, pendekatan tools di media lokal. Mereka cenderung mengulang pola yang sama. Sebaliknya, peserta dari majalah justru lebih berani bereksplorasi,” katanya. Serupa dirasakan oleh juri IPMA dan IYRA Ndang Sutisna. “Perbedaan dapat dilihat dari segi layout, kesederhanaan (simplicity), pemilihan foto, dan berita utama (headline),” ujarnya.

Menyoal peserta IYRA, Oscar juri IPMA dan IYRA, berpesan agar dalam menerjemahkan pesan untuk generasi muda perlu diikuti dengan survei mendalam. “Media itu harus bisa melihat suara dari generasinya, membawa suara itu dan melihatnya dengan jujur,” imbuhnya. 

Sementara Asmono Wikan, juri InMA dan ISPRIMA, memberikan poin plus khusus bagi peserta ISPRIMA asal Sumatera. Alasannya, mereka berani mengeksplorasi dan mempertaruhkan gagasan yang autentik, kreatif, dan segar. “Saya yakin tidak murah bagi mereka untuk dapat mengeksekusi gagasan tersebut,” katanya. (rtn)

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI