Ryan Wurjantoro, SKK Migas: Aura PR
PRINDONESIA.CO | Sabtu, 26/10/2019 | 1.925
Ryan Wurjantoro, SKK Migas: Aura PR
Pastikan strategi komunikasi menjamin tercapainya Key Performance Index.
Iqbal/PR Indonesia

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - “Semua tergantung karakteristik dan kebutuhan dari organisasi yang bersangkutan,” kata Ryan B. Wurjantoro, Spesialis Madya Bidang Sekretaris SKK Migas saat ditemui PR INDONESIA di Bandung, Rabu (27/3/2019). Pernyataannya bukan tanpa sebab. Secara pribadi, ia berkaca pada institusi tempatnya bekerja: SKK Migas. “Institusi kami tugasnya mengawasi dan mengendalikan urusan hulu migas yang dikerjakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S). Daerah operasi mereka umumnya di remote area,” imbuhnya. 

Jadi, apakah komunikasi cukup ampuh jika dilakukan hanya dengan memaksimalkan platform digital? Untuk kasusnya, maka jawabannya belum tentu. “Kita tetap harus mengetahui perkembangan teknologi informasi terkini. Tapi, perlu dianalisis secara kritis apakah relevan dengan kebutuhan perusahaan. Ini penting agar kelak tidak merugikan institusi,” ujarnya. Secara pribadi, alumni Jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro ini masih meyakini kunci utama komunikasi adalah berkomunikasi secara langsung.  

Itulah sebabnya yang menjadi perhatian utama Ryan adalah memastikan strategi komunikasi menjamin tercapainya Key Performance Index. Antara lain, kegiatan yang dilakukan K3S, hubungan institusi dengan publik di daerah operasi, pemerintah daerah, stakeholder utama, berjalan dengan baik dan lancar.

Maka pada saat timnya menyusun Grand Design Komunikasi 2018 – 2019, langkah pertama yang dilakukan adalah memetakan isu, stakeholders, memastikan persepsi-persepsi yang belum sama, menentukan pesan komunikasi yang paling sesuai, membangun pesan melalui kegiatan yang relevan. Lalu melibatkan stakeholders terkait dan menentukan tenggat waktu dari setiap kegiatan tersebut. Tak lupa, menunjuk penanggung jawab untuk setiap isu yang sudah dipetakan tadi. 

 

Menyanyi

Ada cerita menarik dibalik perannya sebagai PR di institusi yang dulunya bernama BP Migas. Awalnya, ia melamar di bagian SDM. Saking kuatnya aura PR yang melekat di dalam diri Ryan, pada tahap seleksi akhir, Kepala Humas BP Migas yang mewawancarainya kala itu berujar, “Saya tahu panggung kamu di bagian SDM, tapi humas lebih butuh,” ujarnya.  

Padahal Ryan tak punya ilmu dasar komunikasi. Semua ilmu komunikasi dipelajarinya secara otodidak. Baru sekarang ia kembali masuk kampus untuk menempuh strata 3 bidang komunikasi. “Pada dasarnya, saya suka belajar,” kata pria yang semasa kuliah aktif sebagai pemain teater dan penyiar radio ini. Ia juga pernah tercatat sebagai penyiar TVRI Semarang, memiliki usaha production house dan dikenal sebagai penyanyi dengan nama panggung Ryan BeWe.

Kepada humas ia berpesan agar jujur. Fakta yang buruk bisa menjadi kekuatan sekaligus momentum memperbaiki diri. PR juga harus pandai menyanyi. “Lewat menyanyi kita mampu menghayati pesan, mengatur suara, irama, mengontrol intonasi, pernapasan, sampai artikulasi,” kata mantan atlet silat yang masih memendam mimpi menjadi pemain film bergenre laga. Serta, menulis novel tentang dinamika hulu migas hingga ceritanya diangkat ke layar lebar. (rtn) 

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI