Kesalahan pemberitaan bisa terjadi di media mana saja dan perlu ditangani dengan bijak. Praktisi PR disarankan tetap tenang, profesional, dan fokus meluruskan fakta untuk menjaga kepercayaan publik.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kesalahan pemberitaan dapat terjadi kapan saja, bahkan di media berskala nasional. Menyerang hasil kinerja jurnalis atau marwah pers secara terbuka justru berisiko memicu perhatian negatif yang lebih besar.
Sebaliknya, pendekatan yang lebih tenang dan strategis merupakan langkah yang paling bijak. Mengutip PR Daily, Senin (8/9/2025), Konsultan Media Independen Paul Griffo membagikan empat cara yang dapat membantu praktisi public relations (PR) menangani kesalahan pemberitaan secara efektif:
1. Tetap Tenang dan Evaluasi Tingkat Kesalahan
Langkah pertama adalah menilai sejauh mana kesalahan berdampak. Jika kesalahan tergolong kecil dan tidak memengaruhi reputasi, sebaiknya biarkan saja agar tidak menimbulkan perhatian berlebihan. Namun, jika kesalahan signifikan—misalnya memutarbalikkan posisi perusahaan, merusak data penting, atau berkaitan langsung dengan fungsi inti bisnis—praktisi PR harus segera mengambil tindakan.
2. Hubungi Reporter Secara Profesional
Pendekatan terbaik adalah menghubungi wartawan melalui telepon atau email dengan bahasa yang sopan, profesional, dan to the point. Sampaikan fakta secara jelas dan ringkas tanpa emosi. Paul mengingatkan bahwa koreksi bukanlah “ulangan” berita, dan media jarang menayangkan berita baru di halaman depan hanya untuk mengakui kesalahan mereka.
3. Manfaatkan Surat Pembaca atau Op-Ed
Jika kesalahan signifikan, cara yang lebih efektif adalah melalui surat pembaca atau artikel opini (op-ed). Cara ini memberi ruang untuk penjelasan yang lebih detail dibanding sekadar koreksi singkat. Paul menyarankan agar tulisan ini ditandatangani oleh pimpinan senior, seperti CEO atau eksekutif yang relevan, sehingga memiliki bobot lebih besar.
4. Klarifikasi Melalui Owned Media
Jika langkah-langkah di atas tidak cukup, praktisi PR dapat memanfaatkan kanal media yang dimiliki organisasi (owned media) untuk menyampaikan klarifikasi. Pastikan pernyataan disampaikan secara profesional, hindari menyebut nama wartawan secara langsung, dan fokus pada pelurusan fakta.
Menangani kesalahan pemberitaan dengan tenang, profesional, dan berbasis fakta akan membantu organisasi menjaga kepercayaan publik serta membangun hubungan jangka panjang yang lebih sehat dengan media. Hal inilah yang perlu diperhatikan PR dalam mitigasi krisis. (EDA)