Yovita Aufa Nabila, CorCom Associate Hutama Karya: Membangun Jembatan bagi Mimpi
PRINDONESIA.CO | Selasa, 26/08/2025
Yovita Aufa Nabila, CorCom Associate Hutama Karya: Membangun Jembatan bagi Mimpi
Yovita Aufa Nabila Corporate Communications Associate PT Hutama Karya (Persero).
doc/pribadi

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dari lorong kecil di Makassar, langkah seorang perempuan perlahan menapaki jalan yang membawanya ke panggung komunikasi di salah satu BUMN infrastruktur terbesar. Dialah Yovita Aufa Nabila. Perjalanan kariernya berkembang dari magang hingga kini menjabat Corporate Communications Associate PT Hutama Karya (Persero). Melihat semangatnya, perempuan yang karib disapa Yovita ini adalah teladan tentang bagaimana konsistensi dan tekad mampu membangun jembatan antara mimpi dan kenyataan.

Kepada PR INDONESIA, Minggu (24/8/2025), alumnus Universitas Hasanuddin itu membagikan kisahnya. Dalam tiga tahun terakhir, ia telah meracik berbagai strategi komunikasi korporat, mulai dari mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan, menata manajemen isu krisis, hingga memastikan keterbukaan informasi publik berjalan transparan. Semua itu dilakukan Yovita ibarat merangkai konstruksi besar dengan komunikasi sebagai tiang penyangganya.

Salah satu tantangan terbesar pernah ia alami ketika dipercaya menyusun rilis kaleidoskop tahunan perusahaan. Prosesnya tidak sederhana. Ibarat menyusun bentang panjang jembatan yang melibatkan banyak pihak. Data lintas divisi, proses approval berlapis, hingga keterbatasan waktu membuatnya tertantang untuk mengasah ketelitian dan kesigapan. “Meski nama saya tidak tercantum dalam rilis tersebut, tetapi saya merasa bangga karena karya itu menjadi bagian dari legacy perusahaan,” kenangnya.

Motivasi Yovita dalam karier tidak dapat dilepaskan dari latar belakangnya sebagai anak daerah. Tumbuh dan besar di Makassar, ia ingin membuktikan bahwa kesempatan dan kesuksesan tidak hanya milik mereka yang berasal dari kota besar. Tekad inilah yang membuatnya berani melangkah keluar, membangun jalannya sendiri seperti tol yang menghubungkan wilayah terpencil ke pusat kota.

Dalam perjalanan membangun jalannya sendiri itu, daya tahan (resilience) menjadi kunci yang selalu dipegang Yovita. Ia pun dengan tegas menolak stigma generasi kelahiran 1997–2012 sebagai strawberry generation yang mudah rapuh. Sebaliknya, ia memilih menjadikan dirinya bermental “durian Musang King” yang kokoh, berkarakter, dan memiliki nilai kuat.

Sebagai perempuan di bidang PR, Yovita juga merasa dirinya membawa nilai tambah dalam praktik komunikasi perusahaan. Sensitivitas dan empati, katanya, membuat perempuan mampu membaca situasi dengan lebih jernih dan manusiawi. Meski tempatnya kini bekerja didominasi laki-laki, menurut Yovita, kehadiran perempuan justru menjadi lambang sinergi kekuatan. “Perempuan punya cara tersendiri untuk menghadirkan komunikasi yang lebih manusiawi,” ujarnya menegaskan kehadiran perempuan bagaikan pondasi tambahan yang membuat bangunan reputasi perusahaan semakin seimbang dan kuat.

Tidak Mudah Puas

Meski kesibukannya padat, Yovita senantiasa berusaha menjaga keseimbangan hidup. Ia membiasakan diri menerapkan teknik The Eisenhower Matrix dalam mengatur prioritas, agar pekerjaan tidak mengorbankan kehidupan pribadi. Dalam konteks ini, akhir pekan kerap ia manfaatkan untuk mengisi ulang energi bersama pasangan atau keluarga. “Walaupun jauh di seberang pulau dengan orang tua, aku tetap meluangkan waktu untuk video call,” tuturnya.

Di sela rutinitas kerjanya, penyuka fotografi ini juga aktif membimbing calon praktisi PR muda. Hingga kini, lebih dari sepuluh mahasiswa magang pernah ia dampingi untuk belajar dunia komunikasi secara nyata. Baginya, berbagi pengalaman adalah cara memastikan keberlanjutan profesi PR, layaknya membangun jalan baru agar generasi berikutnya bisa melangkah lebih mudah.

Ke depan, Yovita bermimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan menjajaki panggung karier global. Lagi-lagi, ia ingin membuktikan bahwa anak daerah dapat berkontribusi di bidang komunikasi strategis. Keinginannya untuk terus belajar, haus akan ilmu, dan berkembang menunjukkan bahwa ia tidak mudah puas dengan pencapaian yang sudah ada.

Bagi Yovita, hidup adalah proses transformasi. Prinsip yang selalu ia pegang sederhana: “Life doesn’t change, you do.” Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana seseorang merawat dirinya sendiri. “Kamu mau menang atau kalah, persepsi orang lain sebenarnya tidak akan mengubah kamu kecuali kamu yang take care of it,” pesannya.

Prinsip itu juga yang kemudian menuntunnya untuk tetap konsisten berkarya. Dengan segala kiprah, semangat, dan dedikasi, Yovita menjadi potret generasi Z yang membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk memberikan kontribusi nyata. Ia ibarat jalan tol baru yang membelah keterbatasan, membuka akses, menghubungkan banyak orang, dan meninggalkan jejak kokoh untuk masa depan. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI