Penjurian AHI 2025: Hal yang Harus Dikoreksi dan Dipertegas
PRINDONESIA.CO | Kamis, 21/08/2025
Penjurian AHI 2025: Hal yang Harus Dikoreksi dan Dipertegas
Pranata Humas Ahli Muda Direktorat Jenderal Kemdiktisaintek Dinna Handini bersama dewan juri.
doc/Humas Indonesia

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Warna-warni mencuat dalam penjurian Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2025 hari pertama, Selasa (19/8/2025). Kali ini, program komunikasi strategis dari para peserta beradu dengan catatan demi catatan kritis dari dewan juri. Salah satunya seperti yang diberikan CEO HUMAS INDONESIA Asmono Wikan kepada Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Sebelumnya, Pranata Humas Ahli Muda Direktorat Jenderal Kemdiktisaintek Dinna Handini menyampaikan tentang program unggulan bertajuk Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Dijelaskannya, program yang dikomunikasikan dengan paduan kerangka ROSTIR (research, objective, strategy, tactics, reporting) dan pendekatan PESO (paid, earned, social, owned media) itu, mencatatkan hasil yang positif.

Dari segi bauran publikasi, kata Dinna, sebanyak 84 siaran pers berhasil tersebar menjadi 2.193 pemberitaan media dengan sentimen positif mencapai 83.7% dan netral 16.3%. Sementara di kanal media sosial,  terdapat 55 konten media sosial dengan total tayangan 1.96 juta tayangan (impression) dan 20.335 interaksi (engagement). “Bahkan dalam pelaksanaannya, sejumlah perjanjian kerja sama (PKS) antar lembaga berhasil ditandatangani,” ujarnya.

Lebih lanjut Dinna menjabarkan, sejumlah hasil di atas jika dikonversikan menggunakan PR value akan mencapai angka Rp92 miliar. Meski, ia menekankan bahwa dampak yang diharapkan pihaknya dari program tersebut lebih dari sekadar angka. Melainkan dorongan bagi komersialisasi dan hilirisasi hasil riset.

Catatan dari Asmono berakar dari sini. Pria kelahiran Yogyakarta itu menyayangkan penggunaan PR value. “Alih-alih mengandalkan PR value, lebih baik praktisi komunikasi di kementerian menggunakan pengukuran AMEC framework, agar dapat menjelaskan secara komprehensif dampak kegiatan komunikasi dan menjadi feedback yang membangun bagi institusi,” tegasnya.

Soal “Key Performance Indicator”

Catatan juga datang untuk PT Hutama Karya (Persero), dari Head of Corporate Communication PT Chandra Asri Pacific Tbk Chrysanthi Tarigan yang duduk di bangku juri, terkait key performance indicator (KPI) yang ditetapkan untuk program bertajuk #LiburanTenangMenyenangkandiJalanTolTransSumatera.

Dalam pemaparannya, Assistant Manager External Communication PT Hutama Karya (Persero) Ahmad Maulana mengatakan, program tersebut dijalankan dengan strategi komunikasi yang berpayung pada aspek preventive, proactive, dan response crisis. Di sana, Hutama Karya meluncurkan narasi utama untuk memastikan perjalanan pulang kampung yang aman, lancar, dan menyenangkan kepada 2,9 juta perjalanan masyarakat.

Komunikasi untuk program tersebut, kata Ahmad, dieksekusi dengan pendekatan PESO, dan kolaborasi lintas stakeholder. “Produk komunikasi kami menghasilkan 35 siaran pers, 46 konten di media sosial, dan membuat 5 acara media relations yang menjangkau lebih dari 147 jurnalis,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, lewat produk komunikasi tersebut perusahaan berhasil meraih 5.552 pemberitaan dengan 96% sentimen positif. Ada juga peningkatan awareness publik, pengutipan key messages yang diusung sebanyak 61%, dan pengutipan juru bicara (spokesperson) oleh media hingga 84%.

Catatan dari Chrysanthi didasarkan pada pemaparan Ahmad tentang awareness yang terkesan menjadi tujuan tunggal program. Terlepas dari substansi program yang sudah selaras dengan core business perusahaan, Chrysanthi mempertanyakan apakah KPI tersebut cukup untuk memenuhi strategic tools.

Menanggapinya, Ahmad menegaskan bahwa branding memang menjadi prioritas Hutama Karya. “Hal ini penting mengingat masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peran kami sebagai pengelola Jalan Tol Trans Sumatera, dan kami berharap reputasi perusahaan dapat semakin kokoh dan berkelanjutan,” pungkasnya.

AHI 2025

Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) merupakan ajang kompetisi kinerja akuntabilitas komunikasi dan keterbukaan informasi publik institusi (government public relations/GPR), yang bertujuan mengukur kinerja komunikasi dan keterbukaan informasi sepanjang satu tahun terakhir.

 

Dipersembahkan oleh HUMAS INDONESIA, media berbasis komunitas humas/GPR di Indonesia, penyelenggaraan AHI yang ketujuh pada tahun ini membuka kesempatan bagi berbagai institusi seperti Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi Negeri, BUMN, Anak Usaha BUMN, BUMD, dan Badan Layanan Umum (BLU) di seluruh Indonesia, untuk membuktikan diri di enam kategori meliputi Pelayanan Keterbukaan Informasi Publik Terinovatif, PPID Terbaik, Media Internal, Kanal Digital, Program Kehumasan Pemerintah (GPR).

Tahun ini, dalam periode penyelenggaraan yang sama, HUMAS INDONESIA juga menggelar ajang Kartini HUMAS INDONESIA (KaHI) 2025 sebagai wadah bagi perempuan di dunia komunikasi untuk menunjukkan perspektif dan keterlibatan mereka. Kompetisi ini tidak hanya berfokus pada produktivitas kerja di kantor, tetapi juga pada kontribusi mereka di ranah domestik maupun publik.

Ikuti terus informasi tentang AHI 2025 dan KaHI 2025 hanya di humasindonesia.id dan prindonesia.co. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI