SPRS 2025 menjadi panggung utama bagi para public relations (PR) korporasi untuk bertransformasi. Ajang ini menantang mereka untuk melahirkan program komunikasi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga berdampak nyata dalam menjawab tantangan global.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – LSPR Institute bersama Astra kembali menggelar Sustainability & Public Relations Summit (SPRS) 2025 di Jakarta, Kamis (31/7/2025). Perhelatan nasional ini bertujuan untuk mengukuhkan peran strategis public relations (PR) sebagai akselerator utama agenda keberlanjutan korporasi.
Mengusung tema Reimagining Sustainability: Game-Changing Public Relations Leadership, acara ini menekankan pentingnya peran strategis praktisi komunikasi dalam mendorong transformasi keberlanjutan di tengah tantangan global yang terus berkembang.
Mengutip laporan riset EY tahun 2022 bertajuk The Emerging Sustainability Information Ecosystem, dalam World Economic Forum, kepercayaan dan transparansi menjadi dua indikator utama dalam mengukur keberhasilan agenda keberlanjutan suatu organisasi. Untuk itu, pendekatan komunikasi yang strategis, konsisten, dan berbasis data menjadi krusial untuk membangun kredibilitas serta memperkuat reputasi perusahaan di mata publik.
Founder & CEO LSPR Institute, Prita Kemal Gani, menegaskan bahwa komunikasi adalah jembatan antara komitmen perusahaan dengan ekspektasi para pemangku kepentingan. Menurutnya, PR memiliki peran sentral dalam menerjemahkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi narasi yang kredibel.
“Melalui storytelling dan program yang berdampak dapat memperkuat reputasi organisasi dalam lanskap bisnis,” ujar Prita dilansir dalam laman resmi LSPR, Kamis (31/7/2025).
Pandangan ini diamini oleh Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto. Ia meyakini bahwa komunikasi yang kuat adalah fondasi penting untuk mewujudkan agenda bisnis yang keberlanjutan.
“SPRS menjadi ruang yang mempertemukan pelaku industri dan akademisi untuk membangun pemahaman bersama, serta mendorong lahirnya inovasi komunikasi yang mampu memperluas dampak dan menginspirasi perubahan di berbagai sektor,” jelas Boy.
Mendorong Pergeseran Paradigma
Lebih dari sekadar forum diskusi, SPRS 2025 dirancang untuk mendorong pergeseran paradigma. Agar, PR tidak lagi dipandang hanya sebagai fungsi komunikasi korporat, tetapi sebagai agen perubahan yang strategis.
Melalui kolaborasi antara akademisi dan industri ini, diharapkan lahir berbagai program komunikasi yang inovatif dan berdampak. Dengan begitu, praktisi PR dapat secara nyata memimpin akselerasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. (EDA)