JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Reputasi dan kepercayaan publik menjadi aset tak ternilai bagi setiap organisasi. Dalam konteks ini, founder EtKomunika Sekaligus Ketua Indonesian ESG Professional Associations (IEPA) Herry Ginanjar, salah satu bentuk kepercayaan itu terwujud dalam social license to operate (SLO).

Dalam artikel terbarunya di majalah PR INDONESIA edisi 114/Mei-Juni 2025, ia bahkan menegaskan bahwa SLO merupakan aset yang sangat berharga bagi lingkungan bisnis modern, sehingga penting untuk diupayakan setiap organisasi.

Dalam konteks ini, tulisnya, terdapat sekurangnya empat faktor penentu keberhasilan pengelolaan SLO. Apa saja?

1. Jaga Konsistensi Janji dan Aksi

Herry menekankan, setiap komitmen dan program yang diwujudkan harus sesuai antara janji dan pelaksanaan perusahaan. Sebab, dewasa ini masyarakat lebih kritis dan tidak mudah percaya tanpa adanya tindakan nyata.

2. Utamakan Transparansi

Seluruh program, kebijakan, atau layanan yang dikeluarkan, kata Herry, harus didasarkan pada komunikasi dan pelaporan yang terbuka. Sehingga implementasi hingga dampak maupun kendala kegiatan, dapat diketahui tanpa ada yang ditutupi hanya untuk pencitraan semata.

3. Tanggap Terhadap Segala Masalah

Respons yang cepat terhadap kritik, aduan atau masukan, tegas Herry, adalah bukti bahwa perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi. Untuk itu, katanya, jangan menunda apalagi mengabaikan suara masyarakat. “Semakin cepat dan tepat perusahaan merespons, semakin kuat pula kepercayaan yang terbangun,” tulisnya.

4. Ciptakan Nilai Kebaikan Bersama

SLO tidak akan bisa terwujud hanya dari komunikasi satu arah. Menurut Herry, diperlukan pengembangan keterlibatan yang otentik dan bermakna guna terciptanya kebaikan bersama yang seimbang antara perusahaan dan masyarakat. “Misal konsultasi publik, atau forum dialog partisipatif untuk memastikan adanya umpan balik,” pesannya. 

Demikian empat faktor penentu keberhasilan SLO. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda)