Lima Aksi Komunikasi Bisnis di Era “New Normal”
PRINDONESIA.CO | Rabu, 01/07/2020 | 3.077
Lima Aksi Komunikasi Bisnis di Era “New Normal”
Resolve, resilience, return, reimagination, and reform
Dok. McKinsey & Company

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut Dekan FIKOM UPI YAI Prof. Ibnu Hamad, komunikasi bisnis adalah kegiatan produksi dan penyebaran pesan yang ditujukan untuk membangun positioning brand. “Untuk membangun positioning brand, PR harus berkolaborasi dengan marketing,” katanya dalam webinar “Strategi Komunikasi Bisnis di Era New Normal” yang digagas Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Kamis (25/6/2020). 

Media & Communication Advisor to BDO BULOG Benny S Butarbutar sependapat. Menurutnya, humas dan marketing harus sejalan dalam upaya pemulihan bisnis. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyelaraskan fungsi marketing dan humas. Antara lain, strategi marketing, corporate communications, public relations, branding, strategi digital, website, advertising dan media, sales and business collateral, event dan promosi, recruitment marketing, employer branding, dan market research.

Benny juga mengurai lima aksi yang harus dilakukan organisasi dalam menghadapi new normal. Yang pertama, katanya, kita harus menyadari bahwa kondisi ini membutuhkan penanganan segera (resolve). Kedua, ketangguhan (resilience) dalam menghadapi krisis. Ketiga, memulihkan bisnis (return). Keempat, membayangkan kembali kondisi next normal (reimagination). Kelima, pembaruan (reform) terhadap industri.

Ketua ASPIKOM Korwil Jabodetabek Deddy Irwandy melihatnya dari sudut pandang perguruan tinggi. Beberapa cara yang dapat dilakukan perguruan tinggi dalam berkomunikasi antara lain memelihara dan meningkatkan citra, menyediakan informasi tentang pelayanan pendidikan, membangun loyalitas lulusan, dan aktif dalam “menjemput” siswa. “Perguruan tinggi juga harus mengedepankan branding dari segi kualitas pengajaran, penelitian, kursus, seleksi mahasiswa, fasilitas sosial, dan kurikulum,” ujarnya.

Perkuat IT

Semua narasumber sepakat perangkat digital menjadi salah satu komponen pendukung komunikasi di masa pandemi. “Keadaan new normal ini memperteguh komunikasi berbasis internet of things,” ujar Ibnu.

Ia melanjutkan, apalagi untuk tercapai engagement antara organisasi dan audiens, humas harus melayani publik melalui internet, website, maupun media sosial. Hingga nantinya tercipta AISAS. Terdiri dari attention, interest, search, action, dan share.

Bagi Wakil Ketua Umum ISKI Ade Kadarisman, pertumbuhan digital yang pesat harus diimbangi dengan komunikasi inovasi yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendukung pengembangan teknologi domestik, riset dan inovasi di negara-negara berkembang. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI