Perjalanan Panjang Wujudkan Tangerang LIVE (Bagian 2 - Habis)
PRINDONESIA.CO | Sabtu, 14/09/2019 | 2.666
Perjalanan Panjang Wujudkan Tangerang LIVE (Bagian 2 - Habis)
Arief R Wismansyah, Wali Kota Tangerang:
Dok. Humas Tangerang

TANGERANG, PRINDONESIA.CO -  Mari kita bedah program-program yang diinisiasi Pemerintah Kota dalam mengiplementasikan Tangerang LIVE. Huruf L yang merupakan akronim dari Liveable atau kota layak huni ini diantaranya meliputi; program Tangerang Hijau (melalui penyediaan Taman Tematik, Kampung Wisata, Tangerang Berkebun, dsb), Tangerang Bersih, Tangerang Terang, Tangerang Berbenah (Bedah Rumah dan Jamban Sehat), Tangerang Sehat (Kartu Jabat Sehat, fasilitas kesehatan, sarana olahraga), Tangerang Cerdas (Program SPP Gratis, Pembangunan 1.000 Ruang Belajar, Beasiswa), Tangerang Usir Banjir (pembangunan drainase, turap dan embung, pintu air dan pengendali banjir, jembatan), Tangerang Siap Kerja, Tangerang Tertib (Kampung Bersinar), Tangerang Akhlakul Karimah (Magrib Mengaji, Perda Diniyah), Transportasi Publik (BRT), Penyediaan Air Bersih, dan lainnya.

Sementara Investable atau layak investasi yang terkandung dalam huruf I diimplementasikan ke dalam bentuk kemudahan berinvestasi melalui inovasi di bidang perizinan dan penanam modal. Salah satunya, aplikasi perizinan on-line. Adapun turunan dari Visitable atau layak dikunjungi terdiri dari optimalisasi jenis wisata yang ada di tangerang diantaranya wisata religi, budaya, belanja, kuliner, edukasi, event, kampung wisata, taman tematik, wisata rekreasi, cagar budaya, dan festival-festival. Setidaknya, ada 22 festival yang rutin diselenggarakan Pemkot Tangerang setiap tahun.

“Kota ini tidak memiliki sumber daya alam. Tapi, wilayah kami adalah melting pot dari beragam budaya. Untuk mengembangkan potensi itu, kami membutuhkan sentuhan kreatif dan inovatif. Salah satunya, lewat event dan festival. Sehingga, segala sesuatunya memiliki daya tarik,” kata Arief.

Yang pasti, ia memastikan semua bentuk program yang dikembangkan harus berdampak kepada peningkatan ekonomi kerakyatan. Upayanya pun harus melibatkan semua unsur mulai dari masyarakat, komunitas, korporasi, dan memberdayakan UMKM.

Terakhir, E yang mengintepretasikan E-City diwujudkan melalui aplikasi Tangerang LIVE. Hingga saat ini ada 150 aplikasi terintegrasi seperti e-government, e-procurement, e-registration, e-community, call center, dan banyak lagi. Diperlukan komitmen tinggi untuk merealisasikan e-city. Sebab, memerlukan perjalanan panjang dan investasi yang tidak sedikit.

Program E-City Tangerang LIVE memulai perjalanannya dari level 1.0 tahun 2009. Hingga  2014, pemerintah memastikan semua aplikasi terintegrasi. Tahun 2014 – 2017, e-city memasuki Tangerang Live 2.0. Pada periode ini pemerintah fokus membuat aplikasi layanan publik. Mulai 2017 sampai sekarang, e-city memasuki Tangerang Live 3.0. Di tahap ini pemerintah bertekad mewujudkan teknologi GeoSpasial.

Kolaborasi

Pada awalnya tidak mudah mengomunikasikan Tangerang LIVE. Melafalkannya saja sudah menjadi pekerjaan rumah bagi sebagian besar warga Kota Tangerang. “Laif? Lip? Lipe?” kata Kabag Humas Pemkot Tangerang Achmad Ricky Fauzan memberi contoh.

Untuk memudahkan, mereka lantas membuat turunan LIVE ke dalam beberapa jargon seperti Tangerang Ayo, Tangerang Berbenah, dan lainnya. Bersamaan dengan itu, Humas Pemkot Tangerang dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang, khususnya Bidang Desiminasi Informasi dan Komunikasi Publik (DIKP) secara terus menerus bersinergi melakukan publikasi dan sosialisasi program Pemkot yang merupakan impelementasi dari Tangerang LIVE.

Upaya publikasi ini dilakukan bersama mainstream media, komunitas, pegiat media sosial, hingga influencer. Selain itu, Pemkot Tangerang juga memaksimalkan semua platform komunikasi (owned media) yang dimiliki mulai dari media internal Koran Kota Benteng, Majalah LIVE, Buletin Jumat, media sosial, tv, hingga aplikasi Tangerang LIVE. “Penetrasinya jadi berkembang cepat dan luas,” ujar Kabid DIKP Diskominfo Kota Tangerang Mualim.

Tak cukup sampai di situ, mereka juga menciptakan tokoh fiksi, Aboh Jasa. Ia aktif menyampaikan informasi pemerintah melalui Instagram dengan bahasa “orang Tangerang” yang identik blak-blakan atau apa adanya.

Melalui upaya ini diharapkan tidak hanya branding, awareness, dan reputasi yang terbangun. Lebih dari itu, mendorong tumbuhnya dukungan dan peran aktif masyarakat. Harapan itu tampaknya menjadi doa yang terkabul. Beberapa kampung tematik yang telah bertransformasi menjadi kampung wisata adalah contoh program yang lahir dari inisiasi warga.

Mimpi yang terangkum di dalam LIVE,  satu per satu pun menjadi nyata.  Kunjungan wisatawan, misalnya, yang tadinya hanya berkisar 360 ribuan  di tahun 2013, berkembang menjadi 1,23 juta di tahun 2018. Pencapaian ini menunjukkan Kota Tangerang makin diakui sebagai kota yang visitable alias layak dikunjungi. (rtn)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI