3 Langkah Strategis Menangani Krisis Lewat Siaran Pers
PRINDONESIA.CO | Kamis, 13/11/2025
3 Langkah Strategis Menangani Krisis Lewat Siaran Pers
Ilustrasi Siaran Pers yang tersebar di berbagai media
doc/freepik

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Ketika badai krisis menghantam suatu organisasi, kecepatan dan ketepatan komunikasi menjadi faktor kunci. Hal itu akan sangat menentukan apakah krisis akan mereda atau justru bertambah besar. Demikian ditegaskan oleh pendiri Press Release Center (PRC) Indonesia Budipur Karjodihardjo. Menurutnya, gaya komunikasi yang cepat dan terstruktur akan menentukan arah badai krisis menuju reda.

Budipur menjelaskan, salah satu alat yang bisa digunakan di periode kunci tersebut adalah siaran pers. Namun, tegasnya, perlu dipahami bahwa siaran pers dalam manajemen krisis bukan semata alat informasi, tetapi bagian dari strategi komunikasi yang dapat mencegah narasi publik keluar dari kendali.

Adapun dalam memanfaatkan siaran pers untuk mengelola krisis, Budipur menyebut terdapat tiga langkah strategis yang dapat diterapkan praktisi public relations (PR). Melansir Jatim.hallo,id, Sabtu (8/11/2025), berikut uraiannya.

1. Mengisi Kekosongan Informasi

Saat krisis terjadi, publik dan media bergerak cepat mencari kejelasan. Oleh karena itu, kata Budipur, fase awal yang terpenting bagi PR adalah mengisi kekosongan informasi sebelum ruang tersebut diisi oleh spekulasi dan rumor. Siaran pers yang cepat dan akurat, lanjutnya, memungkinkan organisasi mengambil alih narasi, menetapkan fakta, dan mencegah kerusakan reputasi yang disebabkan oleh ketidakjelasan informasi.

2. Tunjukkan Empati dan Akuntabilitas

Budipur menegaskan, kejujuran adalah fondasi utama dalam komunikasi krisis. Dalam menuliskan siaran pers, praktisi PR perlu menampilkan beberapa elemen utama yaitu sebuah pengakuan insiden tanpa mengelak, ungkapan simpati terhadap pihak yang terdampak, dan langkah korektif yang akan dilakukan organisasi.

3. Lakukan Multi-audiens Lewat Satu Siaran Pers

Meskipun berbentuk satu dokumen, pesan Budipur, siaran pers terkait krisis harus mampu menjangkau berbagai pemangku kepentingan. Dalam konteks ini, sebuah siaran pers harus mencakup fakta dasar dan narasumber resmi, dampak bisnis/kepatuhan, keamanan dan arahan pimpinan, hingga efek terhadap produk/layanan serta petunjuk keselamatan bila relevan. Dengan struktur pesan yang adaptif tersebut, pesan krisis dapat diterima dengan konteks yang tepat oleh semua pihak.

Dengan menerapkan ketiga langkah di atas, Budipur meyakini sebuah organisasi akan memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan kepercayaan publik dan memulihkan reputasi secara berkelanjutan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI