TANGERANG, PRINDONESIA.CO – Ragam jawaban pun bermunculan. Mulai dari krisis perubahan iklim, perpecahan bangsa, sampai krisis ledakan penduduk. Intinya, kata Maria, krisis merupakan kejadian yang berdampak negatif terhadap perusahaan/instansi tempat kita bekerja. Adapun cara paling efektif menangani krisis adalah dengan membuat manajemen isu (issues management).

Menurut Presiden Direktur IPM Public Relations ini, manajemen isu merupakan fungsi manajemen yang secara proaktif mengevaluasi opini publik baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi hal-hal atau kejadian yang dapat berdampak negatif dan menangani isu sebelum berkembang menjadi krisis. “Manajemen isu ini kadang sulit dimengerti oleh para praktisi public relations (PR). Padahal, penting sekali untuk dipahami, dibuat, dibentuk timnya, hingga disimulasikan,” kata PR INDONESIA Guru ini.

Basis Data

Lainnya tak kalah penting adalah mengantisipasi krisis dengan cara menerapkan Issues Management Database (Basis Data Manajemen Isu). Langkah-langkahya dimulai dari menyimpan laporan-laporan manajemen isu di dalam sistem basis data (database) instansi/korporasi. Dokumen-dokumen tersebut harus dapat diakses kembali untuk diproses oleh tim manajemen isu. Apabila ada isu serupa, dokumen akan diambil dari basis data, dimutakhirkan (update), dan diproses sebelum akhirnya disebarkan kepada angggota tim manajemen isu sesuai prosedur yang sudah disepakati. “Cara ini memungkinkan mereka mempelajari riwayat isu dan tindakan yang sudah diambil sebelumnya,” ujarnya.

Jadi, simpulnya, praktisi humas harus memahami krisis. Ketika sudah terjadi krisis, manajemen isu berubah menjadi tim manajemen krisis. “Apabila sudah melakukan simulasi dan sudah terjadi, maka kita harus battle ready,” tutupnya. (ham)