Nugroho Agung Bahas Hal di Belakang Layar Kerja PR dalam Buku Barunya
PRINDONESIA.CO | Selasa, 02/12/2025
Nugroho Agung Bahas Hal di Belakang Layar Kerja PR dalam Buku Barunya
Praktisi public relations (PR) Nugroho Agung Prasetyo dalam peluncuran buku anyar bertajuk Untold Stories: Strategis Public Relations di Industri Kreatif pada Kamis (27/11/2025) di Universitas Bakrie, Jakarta.
doc/PR INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Praktisi public relations (PR) Nugroho Agung Prasetyo baru saja meluncurkan buku anyar bertajuk Untold Stories: Strategis Public Relations di Industri Kreatif pada Kamis (27/11/2025) di Universitas Bakrie, Jakarta. Buku tersebut mengulas serba-serbi tentang PR yang jarang diketahui khalayak. 

Dalam sambutan peluncuran, pria yang juga merupakan dosen mata kuliah Aktivasi PR di program studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie itu mengatakan, buku tersebut merangkum apa yang ditemuinya dalam perjalanan lebih dua dekade di industri kreatif Indonesia. Salah satu hal penting yang ia tegaskan berdasarkan itu adalah profesi PR ibarat kaca tipis di tengah badai. “Kalau keadaan baik-baik saja, kita dipuji. Tapi kalau ada isu kecil tersebar di media sosial, kita yang pertama kali ditelpon bos,” ujarnya disambut tawa tanda sepakat dari para praktisi PR yang hadir. 

Dari pengalaman yang dituangkan ke dalam buku, Agung memandang karya terbarunya ini bukan sebagai karya teoritis, tetapi kejujuran dari seorang praktisi PR yang selalu siap menghadapi krisis dan tekanan di situasi sulit. 

Bukan Hanya Soal Siaran Pers

Dalam bukunya, Agung menguraikan sisi pekerjaan PR yang tak pernah muncul dalam siaran pers. Ia membedah soal bagaimana menenangkan massa yang marah, menyampaikan kabar buruk ke manajemen dengan tetap menjaga kepercayaan, hingga menghadapi isu sensitif tanpa kehilangan simpati dan empati. Tak ketinggalan, juga dibahas tentang bagaimana cara agar tetap waras di tengah tekanan pekerjaan. “PR bukan sekadar pekerjaan komunikasi, tetapi pekerjaan kemanusiaan,” katanya tegas.  

Lebih lanjut, menurut Agung, menjadi praktisi PR berarti menjalankan kerja kemanusiaan lewat merawat reputasi, kepercayaan manusia, hingga hubungan antara publik dan perusahaan. Semua itu, tutupnya, memerlukan kesabaran, ketekunan, dan empati di tengah hiruk pikuk dinamika tantangan. “Pelan, harus sabar, dan harus berempati,” tandasnya tentang apa yang harus dipatuhi praktisi PR kiwari. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI