Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Berkualitas Kemenko PMK Iwan Eka menegaskan, setiap pesan dari kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko PMK harus selaras, positif, berorientasi pada hasil, dan tidak tumpang tindih.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah berupaya memperkuat sinergi antarkementerian/lembaga (K/L), guna memastikan efektivitas penyampaian narasi tunggal Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Hal tersebut tampak dari Forum Komunikasi Terpadu Lintas Sektor (Katalis) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang berlangsung pada Jumat (17/10/2025).
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Berkualitas Kemenko PMK Iwan Eka Setiawan menjelaskan, melalui forum tersebut Kemenko PMK menghadirkan ruang strategis untuk membangun komunikasi yang selaras dan produktif. Menurutnya, keselarasan di masing-masing K/L adalah kunci kekuatan komunikasi hari ini. “Forum ini menjadi wadah untuk membangun sinergi komunikasi yang tidak tumpang tindih, tetapi saling menguatkan,” ujarnya dilansir dari laman resmi Kemenkopmk.go.id, Jumat (17/10/2025).
Dalam forum tersebut, disepakati untuk menyamakan langkah komunikasi publik pada enam program prioritas PHTC, meliputi renovasi sekolah, Sekolah Unggul Garuda, pembelajaran digital, pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan rumah sakit berkualitas, dan penanggulangan tuberkulosis (TBC).
Koordinasi dan Kolaborasi
Spesifik pada penanggulangan TBC, Kepala Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK Budi Prasetyo menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Dalam konteks ini, katanya, pendekatan yang dijalankan ketika pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu dapat direplikasi. “Kemenko PMK mendorong percepatan penanganan TBC dengan mengadopsi pola penanganan terpadu yang sebelumnya diterapkan saat pandemi COVID-19, dan melibatkan berbagai K/L maupun pemerintah daerah ,” jelasnya.
Menyambung Budi, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah Chacha Annisa menegaskan bahwa efektivitas komunikasi kebijakan akan bergantung pada koordinasi yang kuat dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, katanya, strategi komunikasi harus disusun dan dilaksanakan secara terintegratif, dan sejalan dengan kebijakan nasional.
Terpisah, Ketua Ikatan Pranata Humas Indonesia (IPRAHUMAS) Fachrudin Ali Ahmad sempat menegaskan pentingnya sinergi lintas instansi dan kolaborasi sebagai kunci diseminasi pesan dan program yang optimal. Disampaikannya dalam konferensi Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2025 di Hotel Platinum, Surabaya, Selasa (23/9/2025), sejauh kolaborasi dan budaya keterbukaan informasi publik telah menjadi kebutuhan, maka pesan akan lebih mudah tersampaikan dan membentuk kepercayaan.
Selaras dengan itu, bagi Ali, pendekatan yang kreatif, akuntabel, dan kolaboratif, seyogianya sudah menjadi kemampuan wajib praktisi komunikasi kiwari untuk menjawab tantangan di era digital. Karena hanya dengan itu pemahaman masyarakat dan kepercayaan publik dapat dibentuk. (EDA)