Sebagai bentuk penghormatan, menyampaikan pemutusan hubungan kerja membutuhkan komunikasi hati ke hati berasaskan empati. Meskipun berkomunikasi yang baik tidak akan menghapus luka, tetapi mampu meredam krisis dan membuka ruang maaf bagi karyawan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sejak beberapa bulan terakhir, dunia kerja di Indonesia mengalami gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Situasi ini tidak hanya menjadi tantangan bagi karyawan yang terdampak, tetapi juga perusahaan karena harus menyampaikan kabar kurang mengenakkan dengan mengedepankan perasaan.
Dalam situasi tersebut, komunikasi yang berasaskan empati adalah kunci agar perusahaan tetap bisa mempertahankan integritasnya, sambil memastikan martabat karyawan tetap terjaga. Tugas ini tidak bisa dibilang mudah. Namun, bukan berarti mustahil dilakukan. Melansir Ragan Communications, Sabtu (15/5/2025), berikut empat hal yang bisa dijadikan panduan. Yuk, simak!
1. Perencanaan yang Matang
Founder sekaligus Principal dan Fractional CCO Two Creeks Strategis Jessica Doyle menyarankan untuk membuat “run of show” sebelum menyampaikan kabar PHK. Ia menjelaskan, dalam situasi ini sangat diperlukan rencana komunikasi terstruktur mulai dari siapa yang akan menyampaikan, kapan, bagaimana, dan kepada siapa informasi disampaikan secara detail. “Hindari kebocoran informasi yang dapat menimbulkan keresahan di awal dan dilakukan secara mendadak,” pesannya.
2. Transparansi Komunikasi adalah Kunci
Menurut CEO Hart Communications Michele Ehrhart, pendekatan yang dipilih ketika menyampaikan kabar buruk akan berdampak pada budaya dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, katanya, penting untuk mempertimbangkan pemilihan kata, mementingkan transparansi, dan langsung pada pokok persoalan. “Akui juga kontribusi karyawan dan ungkapan rasa terima kasih secara tulus,” ucapnya.
3. Libatkan Atasan Langsung
Doyle menganjurkan untuk menunjuk manajer atau atasan langsung sebagai orang yang akan menyampaikan kabar, guna menghindari penyampaian massal yang tidak personal. Hal ini, katanya, juga dapat membantu mengurangi rasa terkejut dan memberikan ruang bagi karyawan untuk memproses informasi secara pribadi.
4. Perhatikan Karyawan yang Bertahan
Setelah proses PHK, perusahaan perlu mendukung karyawan yang masih bekerja. Jika tidak, bisa saja beberapa dari mereka mengalami “survivor’s guilt”. Dalam hal ini, perusahaan perlu memberikan kejelasan terkait perubahan dalam organisasi melalui komunikasi yang terbuka, demi membantu menjaga semangat dan produktivitas tim.
Demikian empat panduan dalam mengomunikasikan PHK kepada karyawan. Semoga bermanfaat, ya! (eda)