Ramadan Bukan Sebatas Bukber
PRINDONESIA.CO | Minggu, 02/10/2016 | 2.080
Ramadan Bukan Sebatas Bukber

Berbagai aktivitas buah pemikiran PR selama Ramadan membuktikan, agenda rutin tiap tahun itu tak melulu identik dengan acara buka puasa bersama (bukber). Pun jika hal itu dilakukan, acaranya haruslah lebih bermakna dan berkesan.                                             

Seperti kata Prita Kemal Gani, founder London School of Public Relations (LSPR), aktivitas kepiaran saat Ramadan sebaiknya tak terlepas dari tujuan utamanya, menjalin silaturahim dan membangun keakraban. Meski tampak sederhana, aktivitas kepiaran selama bulan suci tetap harus direncanakan dengan matang. Bahkan, masuk dalam kalender perencanaan PR dalam setahun. 

Silih Agung Wasesa, founder AsiaPR, mewanti-wanti agar praktisi PR jangan sampai masuk perangkap. “Lagi-lagi bukber dan santunan anak yatim. Apa bedanya dengan yang lain? Kompetitor melakukan hal yang sama,” katanya gemas.

Ya, kepiawaian PR mengelola aktivitas PR memang diuji saat Ramadan. “Bagaimana caranya orang lain lebih tertarik datang ke acara kita ketimbang ke tempat lain,” ujarnya. “Kekuatan ide, tema, cara berpromosi dan merangkul publik itulah jawabannya,” imbuh Silih yang bersama timnya pernah mengadakan Ramadan Run usai salat tarawih. 

Jika gagal memanfaatkan momentum, berbagai peluang yang seharusnya bisa ditangkap perusahaan pun melayang. Prita mengulasnya dalam buku, PR Corner: Panduan Kreatif Praktisi Humas. Antara lain, membina hubungan harmonis antara korporasi dengan publik baik internal maupun eksternal, menunjang kegiatan manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dan membangun komunikasi dua arah.

Ramadan juga dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan aksi sosial. Ada yang memilih  bersinergi agar semakin banyak masyarakat yang menerima manfaat, seperti yang dilakukan Kementerian BUMN dan Artha Graha Group. Ada juga yang melakukan kegiatannya sendiri, seperti halnya PLN.

Tahun ini, melalui program CSR, perusahaan yang bergerak di bidang penyedia listrik itu menyalurkan santunan sebesar Rp 1,6 miliar kepada 65 yayasan se-Jabodetabek. Serta, Rp 4 miliar kepada anak yatim dan dhuafa di seluruh tanah air.  Kepedulian ini bukan tanpa sebab. “PLN semakin berkah, jaya, dan makmur itu berkat doa dari mereka,” kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir saat buka puasa bersama di Jakarta.

Sapa Publik

Ramadan juga dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menyapa publik. Strategi itu dilakukan oleh PT Pembangkitan Jawab Bali (PJB) tahun ini. Tayangan bersahaja diakhiri dengan ucapan selamat berbuka puasa dari direksi PJB mengudara jelang azan magrib di stasiun televisi nasional. Menurut Kepala Bidang Komunikasi Korporat dan CSR PJB Dina Permata Sari, agenda ini termasuk bagian dari aktivitas public relations (PR) PJB dalam rangka penguatan branding. Momen Ramadan dipilih karena pesannya lebih “mengena”. “PJB bukan perusahaan yang menjual sesuatu yang kelihatan. Strategi tadi perlu kami lakukan agar publik mengenal kami,” ujarnya.

Penguatan branding juga dilakukan Forum Humas BUMN (FH BUMN) memanfaatkan waktu menjelang berbuka puasa. Mereka melakukan aksi bagi-bagi takjil kepada pengguna jalan raya yang melintas di sepanjang Jl Thamrin, khususnya yang melintas di depan Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Di sela waktu yang singkat itu, mereka menyempatkan diri memperkenalkan organisasi perkumpulan humas perusahaan BUMN tersebut. 

Sementara PT Indonesia Port Corporation (Persero) atau IPC memilih memanfaatkan Ramadan untuk melakukan public expose sekaligus mengajak media berkenalan lebih akrab dengan direktur utama dan jajaran direksi baru mereka. “Kebetulan waktunya pas, momennya tepat, misinya juga sejalan—menjalin keakraban,” kata Banu Astrini, Sekretaris Perusahaan IPC.

Lain lagi dengan Pacific Place. Untuk menyemarakkan sekaligus menyemangati pengunjung anak-anak yang sedang berlatih puasa, pusat perbelanjaan premium yang berada di jantung ibu kota itu menggandeng Yupi membuat dekorasi penuh warna dan keceriaan di Ramadan at Yupiland.

Aktivasi Digital

Selain sibuk mempersiapkan acara Ramadan, momentum bulan suci juga sebaiknya dimanfaatkan PR untuk melakukan aktivasi digital atau memainkan viral melalui media sosial. Jangan salah, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Ramadan merupakan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk bisa terhubung dan berinteraksi dengan para konsumennya di Indonesia. Salah satunya melalui Twitter.

Lima kata terpopuler yang sering di-mention di alam Twitter selama dua minggu pertama Ramadan bisa menjadi acuan praktisi PR untuk mencapai tujuan tadi. Di antaranya, puasa, Ramadan, buka puasa, sahur, dan mohon maaf.

Aksi Djarum mengampanyekan Hikmah Puasa dengan memanfaatkan media sosial patut dijadikan contoh. Mengusung tema “Lihat Kebaikan dengan Hati Terbuka”, perusahaan yang berkantor pusat di Kudus, Jawa Tengah ini mengajak publik berbagi cerita tentang kebaikan yang sudah dilakukan, salah satunya, melalui media sosial dengan tagar #30HariKebaikan dan #HikmahPuasa.

Sementara Listerine, mengajak konsumen berpartisipasi menyukseskan program operasi bibir sumbing untuk anak-anak hanya dengan mengunggah foto selfie-nya ke media sosial dengan tagar #BerbagiSenyum.

Menyenangkan, ya, berbagi kebaikan di bulan baik? Ratna Kartika

 

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI