LABUAN BAJO, PRINDONESIA.CO - Topik yang mengkaji peran komunikasi masa kini menjadi sorotan akhir-akhir ini. Terutama mengenai keberlanjutan perusahaan atau instansi. Di sinilah peran humas dalam menyuarakan gagasan yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan. Corporate Affairs Director PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu membagikan pengalamannya di perusahaan dalam mengomunikasikan keberlanjutan.

“Sekarang banyak perusahaan memperhatikan kenyamanan konsumen. Begitupun konsumen, banyak memiliki kesadaran tentang penggunaan barang dan jasa secara baik dapat menyatu dengan lingkungan hijau,” ungkap perempuan yang akrab disapa Fifin dalam sesi konferensi IDEAS 2022 bertema “Strategi Komunikasi Digital Inklusif untuk Masa Depan Indonesia yang Berkelanjutan” secara virtual, Rabu (3/8/2022).

Nestlé yang berhasil mempertahankan posisi pertama di seluruh atribut yakni kepercayaan, rekomendasi, rasa, dan higienitas di tahun 2021, menunjukkan bukti bagi Fifin bahwa sudah banyak yang membeli produk dengan mempertimbangkan unsur ramah lingkungan, meski harus rela mengeluarkan biaya lebih banyak.

Kuasai Metode ABC

Fifin melanjutkan, humas harus fokus dengan tiga prinsip utama yakni ABC. Pertama, menciptakan autentisitas (authenticity) perusahaan. Kemudian, menampilkan keberanian. Berani (boldness), artinya Sobat HUMAS mampu mengatakan sesuatu yang belum banyak diprioritaskan publik. Ketiga, humas perlu konsisten (consistency).

Fifin  juga mengutarakan, program humas harus kreatif agar masyarakat merasakan keterlibatannya dalam membentuk atmosfer keberlanjutan. Untuk itu, mendengarkan aspirasi masyarakat termasuk rekomendasi yang bisa humas coba.

Terakhir, Fifin berpesan agar humas memperhatikan saluran komunikasi agar berkontribusi pada keberhasilan komunikasi keberlanjutan. Untuk menyentuh afeksi masyarakat, humas dapat berkomunikasi melalui produk dan pengalaman, mengajak masyarakat untuk berdaya, dan mendorong perubahan perilaku dengan insentif atau pengakuan. (akn)