Strategi agar “Brand” Diminati Gen Z
PRINDONESIA.CO | Senin, 26/04/2021 | 2.213
Strategi agar “Brand” Diminati Gen Z
Gen Z dinilai memainkan peran penting dalam membentuk ekonomi
Dok. Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Mengapa generasi Z? Sebab, menurut H+K Strategies, mereka dinilai memainkan peran penting dalam membentuk ekonomi. Menurut CEO H+K Indonesia Marianne Admardatine, penting untuk memahami faktor-faktor yang telah membentuk generasi muda Indonesia, perilaku, sikap, serta platform yang mereka pilih untuk terlibat. “Dan, apa artinya bagi brand yang ingin menarik perhatian dari konsumen masa depan tersebut,” katanya, Selasa (20/4/2021).

Sementara bagi Presiden Hill+Knowlton Strategies Asia HS Chung, Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi H+K baik domestik, regional maupun perusahaan multinasional. Laporan mengenai Gen Z yang sekaligus diluncurkan untuk menandai perayaan satu tahun H+K di pasar Indonesia ini kiranya dapat menjadi pegangan dan acuan bagi brand yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Terdapat lima temuan utama dari laporan ini. Pertama, gen Z di Indonesia menganggap media sosial sebagai platform pilihan mereka untuk terlibat dalam komunikasi. Platform media visual seperti Instagram, Twitter, YouTube dan Facebook, serta yang sedang naik daun seperti TikTok, LINE, Telegram, DISCORD, juga Wattpad adalah medium yang paling disukai oleh anak muda. Adapun konten paling efektif dalam menarik perhatian gen Z di antaranya meme lucu, parodi, video lelucon kasar, tulisan bernada sinis, dan sebagainya.

Temuan kedua, anak muda Indonesia berani untuk membela apa yang mereka anggap benar dan menyuarakan pendapat mereka. Terutama, jika menyangkut masalah sehari-hari. H+K juga melihat gen Z memimpin dalam mengoreksi rekan mereka, bahkan brand secara on-line dengan berbagi pernyataan tanggapan, informasi, dan sumber yang mengundang serta mendorong pemikiran kritis.

Temuan selanjutnya, digital platform dan media sosial adalah wadah subkultur dari minat pribadi seperti musik, seni, olahraga, makanan, dan travelling. Termasuk, minat yang bermakna seperti tujuan hidup, rencana, inklusivitas, dan kedamaian. Jika brand ingin memanfaatkan subkultur ini untuk melibatkan pasar, mereka perlu memahami subkultur tersebut dan menginvestasikan waktu untuk menjadi bagian dari gerakan.

 

Temuan keempat, gen Z sangat tertarik mendukung brand yang memiliki tujuan kuat. Kuncinya adalah nilai-nilai brand harus selaras dengan nilai mereka. Dari brand internasional seperti H&M dengan lini koleksinya yang ramah lingkungan hingga brand lokal AQUA, dengan inovasi botol daur ulang 100% pertama di Indonesia.

Terakhir, brand perlu menyesuaikan dan menggunakan komunikasi mereka agar beresonansi dengan audiens ini. Berbagai brand berinovasi untuk menjaga agar generasi Z tetap terhubung secara sosial melalui aktivitas digital yang dapat dinikmati bersama. Nonton bareng Netflix, Zoom, bahkan yang menyukai Live Instagram, berhasil mendapatkan perhatian dengan mengajak dan memberikan wadah bagi generasi muda ini untuk nongkrong secara on-line.

Sebagai contoh, Telkomsel menciptakan produk khusus gen Z yang diberi nama by.U, layanan seluler prabayar digital pertama di Indonesia yang memberikan pengalaman digital end-to-end untuk semua kebutuhan telekomunikasi. Terutama, di platform TikTok dan cerita fiksi yang dibuat oleh penggemar, antara lain dalam bentuk konten video pendek yang tidak konvensional. Menarik untuk dicatat bahwa Telkomsel menghindari setiap kegiatan pemasaran dan komunikasi tradisional yang sering dilakukan oleh brand lain. Hasilnya, mereka dapat terlibat secara aktif dengan Gen Z dari Indonesia. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI