Bertahan di Tengah Pandemi, Tak Cukup Sekadar Adaptif
PRINDONESIA.CO | Minggu, 11/04/2021 | 1.651
Bertahan di Tengah Pandemi, Tak Cukup Sekadar Adaptif
Kedepankan naluri
Dok. Buensalido

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Seperti yang diakui oleh President and CEO of Buensalido & Associates Public Relations Joy Lumawig-Buensalido dalam webinar CommuniTalks IPRA Philippines, Kamis (28/1/2021). Joy mengatakan, sebagai pemimpin perusahaan di tengah masa sulit, hal yang tak boleh luput adalah mengedepankan naluri keibuannya. “Sebagai seorang perempuan dan juga ibu, saya dihadapkan pada situasi yang mengancam keluarga, pekerjaan, bisnis, bahkan kehidupan saya,” ujarnya.

Ia merangkum setidaknya ada lima cara yang bisa dilakukan ketika berada di level terburuk. Pertama, melindungi keluarga, tim dan klien. Karena latar belakang itu pula, Buensalido menutup kantor dan meminta semua orang bekerja dari rumah. Tentu, dengan tetap memastikan jalur komunikasi tetap terbuka untuk tim, klien, pemasok, media, dan komunitas.

Kedua, berhemat. Bak pepatah pepatah “Selalu menabung untuk hari hujan”, namun hujan kali ini bukan hujan lebat biasa melainkan pukulan tak terduga dari suatu bencana global. Ia pun dituntut untuk mampu menilai, menganalisis, dan memproyeksikan apa yang perlu dilakukan untuk berbagai skenario. “Kami menghitung jumlah klien dan staf yang kami miliki dan memproyeksikan biaya hingga akhir tahun 2020,” ujarnya.

Berdasarkan pendapatan, penghematan, dan alur kerja yang diproyeksikan, ia dan manajemen sepakat untuk memangkas semua biaya, memaksimalkan sumber daya yang tersisa, dan terus melakukan proses seleksi atau (pitching) untuk proyek baru.

Ketiga, mempertahankan hubungan dengan cara menawarkan bantuan dan saran kepada klien yang sedang berjuang menghadapi krisis di tengah pandemi.  Keempat, beradaptasi dengan platform baru. Buensalido melihat perubahan adalah kesempatan untuk tumbuh. Jadi, tak ada kata takut untuk mencoba sesuatu yang baru. “Agar terus terhubung, kami beralih ke platform baru seperti video call, Google Meet, dan Zoom,” imbuhnya.

Kelima, gunakan keterampilan komunikasi untuk memberi manfaat kepada dunia. “Kita harus menanamkan rasa tanggung jawab sosial yang lebih kuat kepada tim. Kami menyadari inilah saatnya untuk saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.

Berbagai Saluran

Sementara itu, anggota APR-IABC Ritzi Villarico-Bonquillo mengatakan, pandemi memaksa PR untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan multikanal. Menurutnya, saluran komunikasi yang lebih baru akan selalu muncul. Kondisi ini memberikan banyak alternatif pilihan bagi praktisi PR dalam menjalankan peran dan fungsinya.

Ritzi lantas berbagi tips memanfaatkan saluran komunikasi. Antara lain, kembali kepada inti perusahaan mulai dari kekuatan, identitas, keunikan, hingga alasan dari keberadaan perusahaan atau organisasi. Selanjutnya, kenali audiens secara mendalam. “Pertimbangkan bahwa tidak semua orang adalah digital native,” ujarnya.

Jangan lupa, tetap memperhatikan sumber daya, merumuskan pesan yang jelas, tajam, dan konsisten sesuai dengan segmen audiens. Setelah itu, barulah praktisi PR dapat menentukan saluran yang sesuai. “Pilih saluran yang memenuhi kebutuhan audiens,” katanya.

Lalu, otentik. “Siapapun dapat membuat konten. Maka bersikaplah otentik,” katanya. Tak kalah penting, riset--berbicara dengan data dan wawasan berbasis penelitian. Serta, ekosistem. “Tidak ada saluran yang terlalu tua selama masih berkelanjutan, efektif, dan relevan dengan audiens target,” ujarnya. Perpaduan saluran komunikasi inilah yang akan membentuk ekosistem komunikasi. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI