Inilah Strategi Memulihkan “Public Trust” Saat Pandemi
PRINDONESIA.CO | Jumat, 01/05/2020 | 3.324
Inilah Strategi Memulihkan “Public Trust” Saat Pandemi
Masyarakat ingin mendengarkan pernyataan dari pemerintah untuk mengurangi ketidakpastian
Dok. FIKOM UNPAD

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seperti yang disampaikan oleh Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang saat menjadi pembicara di gelar wicara yang diselenggarakan secara daring bertema "Strategi Komunikasi Krisis Pandemi Covid-19: Memulihkan Public Trust", Selasa (28/4/2020).

Menurutnya, wabah Covid-19 yang terjadi di tanah air telah membawa negeri ini menuju gerbang ketidakpastian, baik dari segi kesehatan, sosial maupun ekonomi. "Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah statement (pernyataan) dari pemerintah guna mengurangi ketidakpastian," kata Rustika.

Ia melanjutkan, "Jika langkah ini berhasil dilakukan, masyarakat akan semakin percaya kepada pemerintah,” ujarnya di acara yang digagas oleh S3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dan Pikiran Rakyat ini.

Sayangnya, kata Rustika, yang terjadi justru pemerintah kerap memberikan pernyataan yang mengandung kontroversi. Sebut saja, perbedaan pendapat antarpejabat.

Kondisi ini membuat publik bingung. Tak pelak virus corona menjadi isu yang paling banyak dibicarakan publik. Bahkan, lima kali lipat lebih banyak daripada pembicaraan terkait Pilpres 2019.

Hasil analisis media yang dilakukan Indonesia Indicator sejak 2 Maret - 26 April 2020, tercatat ada 2.623 media daring Indonesia yang memproduksi 1.336.363 berita tentang Covid-19. "Data ini menunjukkan, berita menjadi menarik jika mengandung kontroversi,” katanya.

Selain kontroversi, ada dua hal lain yang mengundang perhatian publik. Yakni, curiosity dan story.

Curiosity atau rasa penasaran publik muncul karena Covid-19 berasal dari virus corona jenis baru. Sedangkan story atau cerita terkait cara media mengemas cerita dengan apik. Ia memberi contoh media yang kerap menyampaikan kisah emosional para dokter yang berjuang di garda depan atau pasien yang sembuh.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Deddy Mulyana menekankan pentingnya pemerintah merancang informasi satu pintu. Baik tentang sosialisasi kesehatan, penanganan, maupun bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19. Menurutnya, cara ini juga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Pemetaan

Director of Communication and Alumni Relations SBM ITB Nurlaela Arief menyoroti tentang perlunya memetakan media. “Pemerintah harus memahami media mana yang cenderung negatif atau mendukung kebijakan pemerintah,” ujar perempuan yang karib disapa Lala tersebut.

Cara ini memudahkan pemerintah untuk mengetahui media-media yang selama ini mendukung kebijakan pemerintah. Lalu, merangkul mereka guna bersama-sama menyuarakan optimisme melawan pandemi Covid-19. "Dengan begitu, public trust akan meningkat," imbuhnya.

Lala juga menekankan pentingnya melakukan three level approach. Terdiri dari, pendekatan kepada chief editor atau owner media,  redaktur dan reporter.

Relasi yang baik dengan ketiga level itu memudahkan media saat harus melakukan klarifikasi dan konfirmasi sebelum berita ditayangkan ke publik. Akhirnya, media dapat menyampaikan informasi dengan kronologi yang utuh. "Kita dapat menekan hoaks dan informasi yang simpang siur," katanya.

Cara lain untuk meningkatkan kepercayaan publik adalah tepat dalam memilih juru bicara dan kepribadiannya. "Masyarakat akan lebih percaya kepada beberapa tokoh pemerintahan atau tokoh agama," imbuhnya.

Pernyataan Lala diamini Rustika. "Bahkan, warganet juga memiliki figur rujukan," ujarnya.

Ya, berdasarkan analisis media sosial yang dilakukan oleh Indonesia Indicator, ada tiga gubernur yang menyita perhatian publik. Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Tiga gubernur ini sering menjadi perbincangan di jejaring warganet yang pro kepada pemerintah," pungkasnya. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI