">
"Mediakom" Kemenkes Berevolusi Mengikuti Zaman
PRINDONESIA.CO | Rabu, 19/07/2017
"Mediakom" terus mengembangkan diri.
Ratna/PR Indonesia

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tampilan Mediakom awalnya tak seperti yang kita lihat saat ini. Lahir tahun 2006, bertepatan dengan dibentuknya Pusat Komunikasi Publik Kementerian kesehatan (Kemenkes), media ini hadir dengan keterbatasan. Dengan pelbagai pertimbangan, media yang tadinya berada di bawah naungan TU Puskom, terbit empat kali dalam setahun. Majalah setebal 70 halaman itu hanya mengandalkan tim redaksi dengan jumlah terbatas. Yakni, 4 – 6 petugas pelayanan publik yang sehari-harinya mengelola pelayanan dan aduan publik.

“Bisa dibayangkan, kami harus bekerja sangat keras. Di sisi  lain, kami perlu corong untuk mempiarkan kebijakan Kemenkes dan bisa kita kendalikan 100 persen. Dialah Mediakom,” kata Prawito, Pemimpin Redaksi Mediakom Kemenkes di hadapan peserta 10th Workshop PR Series yang diselenggarakan di Jakarta, awal Februari lalu.

Atas pertimbangan tersebut, Kemenkes tak ragu memberikan dukungan penuh. Secara berangsur, tim pun terpacu untuk terus mengembangkan diri. Sejak 2014 hingga saat ini, Mediakom hadir 12 kali dalam setahun. Terdiri dari versi cetak lima edisi dan elektronik tujuh edisi. Bobotnya makin berat karena rubriknya bertambah, kontennya kian berisi, dan halamannya meningkat menjadi 80 lembar. Pendistribusiannya pun makin luas karena dicetak hingga 13.000 dari yang awalnya hanya 2.000 eksemplar.     

 

Profesional

Keredaksian bekerja layaknya media profesional. Antara lain, rubrikasi menyesuaikan naskah atau sebaliknya, meliput semua agenda kesehatan, liputan sesuai tema, membagi liputan kepada setiap anggota redaksi, menetapkan tema dan deadline.

Saat ini Mediakom, lanjut Prawito, berada di bawah Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. Tim redaksionalnya pun melibatkan seluruh pranata humas yang jumlahnya mencapai 20 orang. Meski demikian, ia tak memungkiri Mediakom memerlukan bantuan pihak ketiga, khususnya dalam hal editing dan desain. “Kami bekerja sama dengan pihak ketiga yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Ini dikarenakan, selain mendesain majalah, mereka juga bertugas membuat kaver, karikatur, infografis, dan lain-lain. Semua tugas itu harus mampu diselesaikan dalam kurun waktu 2-3 hari,” katanya.

Puncaknya, Mediakom meraih pengakuan dari Inhouse Magazine Awards (InMA) yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS). Tahun ini saja, Mediakom memboyong tiga penghargaan masing-masing untuk kategori The Best of Govenrment Inhouse Magazine (Gold, Silver) dan The Best of e-Magazine (Silver). Sebagai bentuk kesungguhan Mediakom menjaga kepercayaan ini, mereka bertekad meningkatkan kualitas secara berkelanjutan mulai dari terbit tepat waktu, bahasa sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD), meminimalisasi kesalahan ketik/penulisan, dan memastikan naskah menunggu terbit, bukan sebaliknya. 

Sementara untuk menjangkau seluruh audiens, Mediakom terus melakukan pengembangan, salah satunya menerbitkan majalah dalam versi digital atau e-magz.  Strategi ini dilakukan agar masyarakat bisa melihat seluruh edisi yang sudah diterbitkan oleh Mediakom. “Bentuknya seperti membuka lembaran majalah dan tidak perlu diunggah,” imbuhnya.

Sementara di tengah derasnya arus informasi, Kemenkes tak ketinggalan membuat laman www.sehatnegeriku.kemkes.go.id. Di sana, masyarakat maupun media dapat memperoleh rilis, foto-foto kegiatan seputar Kemenkes. rtn

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI