Perlu peran public relations (PR) untuk meningkatkan engagement perusahaan di media sosial. Bagaimana caranya?
JAKARTA, PRINDONESIA.COI - Di tengah perkembangan digital, media sosial memainkan peran penting dalam pencapaian bermacam tujuan perusahaan. Dalam hal ini, praktisi public relations (PR) tidak hanya dituntut memproduksi konten yang menarik dan relevan, tetapi juga memastikan adanya keterlibatan audiens atau engagement. Sebab, dalam dunia media sosial konten adalah raja, sementara engagement ibarat ratunya.
Meski demikian, dalam praktiknya meningkatkan engagement di media sosial tidak bisa dibilang gampang. Oleh karena itu, praktisi PR perlu memahami beberapa hal yang dapat memudahkan pekerjaan. Melansir sproutsocial.com, berikut tujuh di antaranya.
1. Mengetahui Metrik
Sebagian besar platform media sosial seperti X, Instagram, dan TikTok menyediakan analisis metrik yang menyajikan jumlah suka, komentar, hingga tayangan. Analisis data berdasarkan metrik ini penting dilakukan dalam rangka memahami tren engagement guna menyesuaikan strategi konten.
2. Tetapkan Tujuan dan Tentukan Metrik
Praktisi PR perlu menetapkan tujuan dan menyelaraskannya dengan metrik yang tepat, untuk mengukur keberhasilan strategi komunikasi organisasi. Misal, jika tujuan organisasi adalah meningkatkan keterlibatan pada postingan, maka fokuslah pada pembuatan konten yang menarik dan relevan dengan audiens.
3. Memahami Platform
Setiap platform media sosial memiliki karakteristik, tren, dan budaya pengguna tersendiri. Praktisi PR tidak bisa memukul rata strategi untuk seluruh platform, dan juga tidak perlu hadir di seluruh media sosial. Cukup gunakan platform yang paling sesuai dengan bisnis maupun audiens target organisasi. Misal, LinkedIn lebih cocok untuk bisnis B2B, sedangkan Instagram dan TikTok akan lebih efektif untuk konten visual dengan audiens generasi muda.
4. Mengenali Audiens
Praktisi PR harus mengetahui audiens yang berpotensi melirik produk atau layanan organisasi. Setelah itu, cai tahu seperti apa kecenderungan pencarian mereka di media sosial. Selanjutnya, gunakan informasi tersebut untuk membuat konten yang sesuai.
5. Pahami Komponen Unggahan yang Menarik
Menurut Sprout Social Index, video pendek, gambar, dan video langsung merupakan jenis konten yang paling menarik di feed media sosial. Konsumen juga menyukai postingan autentik seperti testimoni pelanggan. Praktisi PR dapat menjadikan temuan tersebut sebagai modal membuat konten.
6. Buat Konten yang Dapat Dibagikan
Konten yang dapat dibagikan akan meningkatkan keterlibatan audiens di media sosial. Dalam hal ini, pengguna media sosial cenderung akan membagikan konten yang mereka sukai atau dianggap penting.
7. Mengetahui Frekuensi Mengunggah
Menurut Sprout Social Index, frekuensi ideal untuk mengunggah konten di media sosial adalah sekitar 1-2 kali per hari. Hal tersebut dinilai dapat menjaga kehadiran aktif, tanpa membanjiri audiens dengan terlalu banyak unggahan.
Dengan menerapkan tujuh tips tersebut, praktisi PR diharapkan dapat meningkatkan engagement di media sosial organisasi. Selamat mencoba! (jar)