Kuliah Tamu Unair Sorot Peran PR dalam Tata Kelola Organisasi Global
PRINDONESIA.CO | Selasa, 25/11/2025
Kuliah Tamu Unair Sorot Peran PR dalam Tata Kelola Organisasi Global
Ramiaji Kusumawardhana, Deputy Trade Attache Perutusan Tetap Republik Indonesia pada kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, WTO dan organisasi internasional di Geneva. dalam kuliah tamu Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Kamis (20/11/2025)
doc/unair

SURABAYA, PRINDONESIA.CO –   Di tengah dinamika diplomasi multilateral yang kian kompleks, public relations (PR) berada di titik kunci yang dapat memastikan bahwa pesan, posisi, dan negosiasi dapat dipahami secara tepat oleh seluruh pemangku kepentingan. Hal tersebut diamini Ramiaji Kusumawardhana, Deputy Trade Attache Perutusan Tetap Republik Indonesia pada kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, WTO dan organisasi internasional di Geneva.

Ia menyepakati bahwa dalam konteks kekinian praktisi PR bukan hanya sekadar penyampai informasi, tetapi lebih kepada membangun komunikasi dua arah dalam kerangka multilateral yang melibatkan ratusan negara dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, menurutnya, strategi komunikasi yang terencana dan presisi menjadi fondasi utama PR hari ini.

Setiap pesan, terang Ramiaji, akan berpengaruh pada posisi negara di forum global. Dalam konteks in, lanjutnya, diplomasi tidak hanya berlangsung dalam ruang negosiasi verbal, tetapi juga melalui dokumen yang terus dipertukarkan antaranggota. “Dokumen tersebut sebagai bagian dari komunikasi yang membentuk sikap, responsif dan keputusan organisasi internasional dan setiap dokumen yang dikirim akan dibalas negara anggota lain. Itu juga merupakan bentuk praktik PR,” ujarnya dalam kuliah tamu Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Kamis (20/11/2025), dikutip dari resmi unair.ac.id, (Senin, 24/11/2025).

Membangun dan Mempertahankan Legitimasi

Pandangan Ramiaji selaras dengan temuan penelitian berjudul Dampak Diplomasi Digital Pada Komunikasi Internasional (2024) karya Lubis dkk. Dijelaskan bahwa diplomasi modern tidak lagi terbatas pada negosiasi verbal di ruang pertemuan, tetapi juga berlangsung melalui berbagai bentuk pertukaran pesan di ranah digital. Hal tersebut praktis menegaskan peran strategis PR sebagai penghubung dalam memastikan konsistensi pesan dan menjaga kredibilitas negara maupun organisasi.

Dalam tataran organisasi global, PR sejatinya berfungsi dalam memperkuat legitimasi organisasi ketika menangani isu global. Ramiaji mencontohkan dengan bagaimana peran badan pengungsi PBB yang bekerja di wilayah konflik seperti Palestina, dan bagaimana PR membantu menjelaskan tujuan organisasi kepada publik.

Secara garis besar, Ramiaji menekankan, PR hari ini bukan hanya alat komunikasi, tetapi sebuah fondasi yang memastikan organisasi internasional dapat berinteraksi, merespons, dan menjaga kepercayaan publik. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI