Menurut Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Doni Ismanto Darwin, komunikasi publik bukan hanya menyebarkan informasi tetapi membangun dialog, mendengarkan dan menyatukan harapan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa komunikasi publik yang transparan, partisipatif, dan strategis adalah kunci bagi pembangunan ekonomi biru (blue economy) serta pemenuhan pangan nasional berbasis sumber daya perairan (blue food). Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Doni Ismanto Darwin.
Doni menjelaskan, hal tersebut karena komunikasi publik hari ini bukan sekadar menyebarkan informasi, tetapi membangun dialog, mendengarkan, dan menyatukan harapan. “Peran komunikator pemerintah harus naik kelas, dari teknisi menjadi penasihat strategis,” ujarnya dalam acara Ega Briefings Annual Conference 2025 di Bali, Kamis (11/9/2025), dilansir dari DetikNews, Kamis (11/9/2025).
Di bawah kepemimpinan Menteri Sakti Wahyu Trenggono, Doni melanjutkan, KKP telah menjalankan prinsip keberlanjutan ekosistem laut sebagai inti dari program prioritas seperti perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan berbasis kuota, budidaya berkelanjutan, pengawasan pesisir dan pulau kecil, hingga gerakan nelayan membersihkan sampah plastik. Seluruh aktivitas tersebut, katanya, tidak luput dari narasi keberlanjutan yang terus dikomunikasikan kepada masyarakat secara transparan.
Adapun dalam konteks blue economy, Doni menerangkan, KKP telah mulai mengelola komunikasi publik yang adaptif, transparan, dan kolaboratif lintas fungsi serta mengimplementasikan sistem komunikasi real-time yang mengandalkan monitoring media sosial, social listening, dan mekanisme respon berbasis urgensi.
Dengan sistem tersebut, lanjut Doni, seluruh isu dari publik dapat ditangani dengan cepat, transparan dan proporsional. Sebab, menurutnya, aspek excellence dalam komunikasi hanya bisa dicapai ketika institusi berani meruntuhkan silo (sekat hambatan), mengintegrasikan kampanye lintas fungsi, dan menggabungkan data dengan storytelling yang menyentuh.
Mengomunikasikan “Blue Economy”
Apa yang disampaikan Doni selaras dengan temuan dalam penelitian berjudul E-Blue: Implementation of an Integrated Blue Economy Ecosystem to Increase Coastal MSMEs Competitiveness (2025) karya Tito dkk. Disebutkan bahwa keberhasilan ekosistem blue economy bagi UMKM pesisir sangat bergantung pada inovasi komunikasi keberlanjutan, terutama melalui storytelling yang menarik agar UMKM dan masyarakat dapat lebih memahami manfaat ekonomi, sosial, maupun lingkungan dari program tersebut.
Sementara itu penelitian berjudul Konseptual, Strategi dan Implementasi Blue Economy dalam Pengelolaan Perikanan Laut dan Air Tawar (2025) karya Sandra dkk, mengingatkan, komunikasi pada program blue economy membutuhkan penguatan kolaborasi antar stakeholder sebagai penggerak keberhasilan. Sebab, dalam catatan penulis, kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem perairan. (EDA)