Blunder dalam Komunikasi Politik Bisa Jadi Bagian Strategi
PRINDONESIA.CO | Kamis, 01/02/2024 | 1.089
Blunder dalam Komunikasi Politik Bisa Jadi Bagian Strategi
Blunder Gibran dalam berkampanye merupakan bagian dari strategi komunikasi politik.
Pexels

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dalam komunikasi politik, blunder harus dipandang berbeda karena punya kecenderungan menjadi bagian dari strategi komunikasi. Hal tersebut disampaikan Dedi Kurnia Syah Putra, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), dalam MAW Talk episode #37 yang dipandu Asmono Wikan, CEO sekaligus pendiri PR INDONESIA Group, Rabu (31/1/2024).

Kaitannya, kata Dedi, karena manajemen risiko di dalam komunikasi politik tidak dipelajari. Sebab, risiko dapat dianggap sesuatu yang bisa diterima sebagai peluang, atau malah diabaikan jika tidak menawarkan potensi.

Dalam penjelasannya, Dedi merujuk kepada blunder yang pernah dilakukan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka. “Ini cukup jenius. Begitu ‘Samsul’ itu disematkan, mereka tidak anti, justru menggunakannya menjadi branding,” ujar Dedi.

Lebih lanjut, dosen Hubungan Masyarakat di Universitas Telkom itu menilai, blunder yang dilakukan Gibran besar kemungkinan disadarinya. “Artinya kalau itu disengaja, by design berarti adalah by strategy. Kalau itu strategi berarti ada taktiknya,” terangnya.

Menurut peraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Mercu Buana itu, ada kemungkinan Gibran mengetahui kekurangan yang dimilikinya. “Kalau itu semuanya lengkap, ada desainnya, ada rencananya, bahkan ada observasinya, mungkin dia memerhatikan kekurangannya,” jelas Dedi.

Blunder Menjadi Branding

Diketahui Gibran kerap melakukan blunder dalam menjelaskan programnya kepada masyarakat. Melansir Tempo.co, Gibran untuk pertama kali melakukan blunder pada acara bertajuk ‘Diskusi Ekonomi Kreatif Bersama Mas Gibran’ di bilangan Senopati, Jakarta, Minggu (3/12/2023).

Dalam kesempatan itu, Gibran menyebut asam sulfat dalam konteks manfaat bagi ibu hamil. Padahal, asam sulfat merupakan bahan kimia keras. Sejatinya, yang dimaksud Gibran adalah asam folat.

Tak cuma sekali, sehari setelahnya, saat mengisi acara di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang, Senin (4/12/2023), Gibran Kembali melakukan kesalahan yang sama ketika hendak menyebut asam folat.

Dari rangkaian kesalahan tersebut, Gibran mendapat julukan “Samsul” yang merupakan singkatan dari asam sulfat. Julukan tersebut kini bahkan menjadi branding putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut, dan sempat menghiasi jaket yang ia kenakan dalam beberapa kesempatan.

Berdasarkan fenomena tersebut, Dedi meyakini bahwa blunder tersebut hanyalah bagian dari strategi tim komunikasi Gibran saja. Menurutnya, jika hal tersebut merupakan kesalahan yang tidak disengaja, maka hanya akan terjadi satu kali. (dlw)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI