Komunikasi internal yang efektif sangat penting, namun banyak organisasi masih menggunakan ungkapan klise yang bisa merusak hubungan. Berikut lima frasa umum yang sebaiknya dihindari, agar komunikasi menjadi lebih profesional, tulus, dan positif.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Komunikasi internal adalah fondasi penting untuk membangun kepercayaan, empati, dan hubungan yang sehat antara pimpinan dan karyawan. Namun, banyak organisasi masih menggunakan frasa klise yang justru membuat karyawan merasa tidak dihargai dan kehilangan semangat.
Berikut adalah lima ungkapan umum yang sebaiknya dihindari dalam komunikasi internal, berdasarkan laporan dari PR Daily pada Rabu (11/6/2025).
1. "Kita Ini Keluarga"
Menggunakan istilah "keluarga" dalam lingkungan profesional sering disalahartikan sebagai alasan untuk menuntut loyalitas tanpa memberikan imbalan yang setimpal. Agar menjadi lebih positif, ganti ungkapan tersebut dengan kalimat yang lebih profesional, seperti "Kami adalah tim yang saling mendukung dengan peran dan batasan yang jelas."
2. "Bekerja 110%"
Ungkapan ini terkesan menuntut ekspektasi yang tidak realistis dan memberikan tekanan berlebihan. Untuk memotivasi karyawan secara sehat, tunjukkan dukungan nyata. Ungkapkan dengan kalimat, "Apa yang bisa kami bantu agar lebih mudah mencapai tujuan?"
3. Pujian yang Tidak Spesifik
Pujian yang terlalu umum terdengar hampa dan tidak bermakna. Berikan apresiasi yang tulus, personal, dan kontekstual agar karyawan merasa diperhatikan dan dihargai. Contohnya, "Kontribusi Anda di proyek X sangat berdampak karena..."
4. "Kami Mendengar Anda"
Ungkapan ini mudah dianggap sebagai formalitas tanpa aksi nyata. Setelah menerima masukan dari karyawan, sampaikan kembali bukti nyata dari tindakan atau keputusan yang diambil. Hal ini membuktikan bahwa masukan mereka benar-benar didengarkan dan dihargai.
5. "Seperti yang Sudah Anda Ketahui..."
Mengasumsikan semua orang sudah tahu dapat menimbulkan miskomunikasi dan kebingungan. Sampaikan informasi dengan jelas, ringkas, dan inklusif. Tujuannya agar semua pihak merasa terlibat dan dihargai, bukan diasumsikan sudah mengerti.
Dengan menghindari lima ungkapan di atas, komunikasi internal dapat menjadi lebih tulus, relevan, profesional, dan berdampak positif bagi seluruh tim. (EDA)