Pelatihan komunikasi pendidikan menyasar remaja, diharapkan dapat menumbuhkan literasi di era digital dalam mendorong komunikasi efektif dan perilaku anti cyberbullying.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kecakapan komunikasi tidak hanya penting di tataran profesional. Di lingkup personal dalam dunia digital, hal tersebut merupakan fondasi. Hal tersebut yang coba ditekankan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), lewat pelatihan komunikasi pendidikan di era digital kepada 29 siswa Mts Muhammadiyah Tawangsari, Sukoharjo, Minggu (21/6/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dosen Ilmu Komunikasi UNY Anugerah Tessa Aulia mengatakan, kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi siswa yang secara usia tengah berada di masa transisi menjadi sangat penting. “Komunikasi efektif merupakan cara berbicara atau menulis yang membuat orang lain bisa mengerti maksud kita dengan baik, tanpa menimbulkan salah paham atau menyakiti perasaan,” ujarnya dikutip dari Joglosemarnews.
Kepada para peserta Anugerah juga menjelaskan, untuk bisa memastikan sebuah komunikasi berjalan efektif, siswa dapat memerhatikan sejumlah aspek. Di antaranya penggunaan bahasa yang sopan, berorientasi pada solusi, memberikan semangat dan dukungan, tidak menyudutkan pihak lain, dan disampaikan secara tenang serta jelas. “Kita perlu berkomitmen untuk menjadi pribadi yang menghargai diri sendiri dan orang lain dengan cara berkomunikasi secara efektif,” jelas Anugerah.
Waspada “cyberbullying”
Lebih jauh, kecakapan komunikasi dapat pula memastikan generasi muda terhindar dari praktik cyberbullying. Dijelaskan oleh salah satu anggota tim PKM UNY Arselma, tanpa kecakapan dan literasi komunikasi, orang-orang sulit menyadari bahwa komentar atau ucapannya di media sosial dapat menyinggung dan merendahkan. “Maka dari itu, hindari menormalisasi kalimat-kalimat jahat yang menyudutkan dengan dalih apapun, termasuk bercanda,” terangnya.
Mengutip dari penelitian Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Cyberbullying di Kalangan Remaja (2021) karya Laila dan Nurliana, dalam konteks cyberbullying sejatinya komunikasi antara orang tua dan anak memegang peranan penting. Disebutkan bahwa hal ini saling berhubungan secara signifikan terhadap kecenderungan remaja melakukan cyberbullying.
Selain memastikan remaja mendapatkan pemahaman dan literasi komunikasi di dunia digital, penelitian tersebut juga menekankan pentingnya tindakan korektif komunikasi orang tua dan anak. Tujuannya agar timbul kesadaran akan dampak dari penggunaan media sosial yang tidak sewajarnya. “Sebab setiap ketikan, postingan, dan hal lainnya yang dilontarkan di media sosial akan meninggalkan bukti digital,” tulis hasil penelitian tersebut. (eda)