Guru Besar Ilmu Komunikasi UGM Luncurkan Buku “Komunikasi Autopoiesis”
PRINDONESIA.CO | Senin, 23/06/2025
Guru Besar Ilmu Komunikasi UGM Luncurkan Buku “Komunikasi Autopoiesis”
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni dalam bedah buku Selasa (17/6/2025) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM
doc/ugm

YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, perkembangan peradaban manusia akan ditentukan oleh cara komunikasi. Jika dalam biologi ada istilah autopiesis yang menggambarkan proses perkembangan sel secara sendirinya, maka jika ditarik ke dalam konteks komunikasi, katanya, sel tidak akan berkembang apabila tidak terjadi komunikasi.

Buku anyar yang ia terbitkan pada Selasa (17/6/2025) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM  berjudul Komunikasi Autopoiesis: Sebuah Pengantar Memahami Perspektif Sistem Niklas Luhmann, disebut dapat jadi pengantar memahami pandangan tersebut.

Dijelaskannya dalam acara bedah buku bertajuk Titik Balik: Teori Sistem dalam Ilmu Komunikasi pada hari yang sama, teori sistem dan keteraturan yang dikemukakan Niklas Luhmann sebagai ilmuwan sosiologi, berangkat dari teori sistem Talcott Parsons untuk menjawab berbagai masalah dan perubahan sosial.  

“Tidak adanya perbedaan berarti tidak ada interaksi dan tidak akan pernah terjadi sebuah sistem, teori ini memiliki perspektif unik mengenai sistem informasi dan komunikasi yang dinamakan komunikasi autopoiesis,” ujarnya menggambarkan teori sistem Luhmann yang dibuat karena adanya perbedaan.  

Lebih lanjut Hermin menerangkan, Ilmu komunikasi selama ini diposisikan sebagai “jembatan” yang menjadi penghubung antar informasi. sementara teori autopoiesis, katanya, mengangkat sisi kritik dan melepaskan diri dari perspektif aktor. “Luhmann itu menggeser pandangan itu, dia ingin mengganti society bukan sebagai manusia tapi sebagai komunikasi. Masyarakat tidak ada tanpa adanya komunikasi,” tegasnya.

Antara Sosiologi dan Ilmu Komunikasi

Sejatinya, papar Hermin, dunia sosiologi dengan komunikasi punya kaitan yang sangat erat. Namun, katanya, Luhmann menempatkan komunikasi tidak hanya sebagai penghubung. Sementara yang mapan, contohnya, berita-berita mengenai korupsi selalu memberikan tempat bagi aktor sebagai peran utama. Bukan sistem yang memungkinkan terjadinya korupsi tersebut.

Bagi Luhmann, lanjut Hermin, masyarakat modern tidak berkomunikasi melalui media melainkan pada sistem. Perbedaan komunikasi oleh media itu berhubungan dengan penguasaan sistem. Pandangan Luhmann tersebut menangkis pendapat bahwa manusia harus bisa membedakan pesan yang benar dan tidak benar. Sebab, pada dasarnya semua memanipulasi dan telah dimanipulasi oleh sistem.

Kehadiran buku karya akademisi UGM ini mendapat sambutan baik dari Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Atwar Bajari. Menurutnya, karya anyar Hermin ini tidak mudah dibuat karena kompleksitas pemahaman sistem yang dibawa Luhmann. “Luar biasa dengan ketekunan 10 tahun memahami Luhmann. Semoga bisa menjadi pintu pagi penerapan teori Luhmann dalam penelitian kini dan masa depan,” ucapnya. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI