IAS Merilis Laporan Kualitas Media Secara Global, Ini 4 Temuannya di Indonesia
PRINDONESIA.CO | Kamis, 05/06/2025
IAS Merilis Laporan Kualitas Media Secara Global, Ini 4 Temuannya di Indonesia
Ilustrasi lanskap media global
doc/binus

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seiring pergeseran lanskap media dan fokus industri periklanan ke arah strategi berbasis performa, Integral Ad Science (IAS) melalui Media Quality Report (MQR) ke-20 mencoba mengukur kualitas media digital secara global berdasarkan analisis terhadap lebih dari 280 miliar interaksi digital setiap harinya.

Dalam laporan yang PR INDONESIA terima, Senin (26/5/2025), secara umum Indonesia tercatat berhasil melampaui rata-rata global dalam pilar attention: viewability, video completion, dan time-in-view. Selain itu, IAS MQR juga mengungkap empat temuan penting yang dinilai dapat menjadikan Indonesia pasar kunci dalam lanskap media digital global. Apa saja?

1. Tingkat Kecurangan “(Ad Fraud)” Sangat Rendah

Indonesia menunjukkan performa luar biasa dalam menjaga integritas media digitalnya. Tingkat penipuan iklan (ad fraud) tercatat sangat rendah, hanya 0,6 persen pada desktop display dan 0,1 persen di mobile web. Temuan ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar paling terpercaya secara global, karena dinilai dapat memberikan lingkungan yang aman dan transparan bagi para pemasar.

2. Tingkat “Viewability” yang Impresif

Indonesia mencatat hasil yang sangat kompetitif dalam hal keterlihatan iklan (viewability). Diketahui bahwa desktop display viewability mencapai 67,6 persen, sedangkan mobile app display mencapai 86,4 persen. Angka tersebut termasuk salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Capaian angka khususnya pada lingkup mobile, mencerminkan konsumen Indonesia semakin matang secara digital.

3. Durasi Tayang “(Time-In-View)” Unggul

Indonesia memimpin kawasan Asia Pasifik dalam kategori time-in-view, dengan durasi rata-rata iklan terlihat oleh pengguna pada desktop display selama 31,13 detik, dan mobile web di durasi 26,49 detik. Durasi tayang yang panjang ini disebutkan menjadikan Indonesia sebagai pasar unggulan untuk iklan berbasis storytelling dan konten berdurasi panjang.

4. Risiko Terhadap Brand “(Brand Risk)” Rendah

Secara keseluruhan, risiko terhadap brand (brand risk) di Indonesia relatif rendah berkisar hanya 0,9 persen pada desktop display. Namun, laporan yang sama juga mencatat adanya lonjakan signifikan pada risiko konten kekerasan hingga 62,2 persen dari total risiko. Peningkatan angka tersebut harus disikapi secara serius, karena biasanya terjadi menjelang periode sensitif secara budaya dan politik.

Demikian empat temuan penting yang dinilai dapat menjadikan Indonesia pasar kunci dalam lanskap media digital global. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI