Setiap organisasi membutuhkan berbagai upaya untuk membangun dan merawat reputasi unggul berkelanjutan. Lantas, bagaimana caranya ? Simak berikut ini!
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Reputasi bukan semacam barang langsung jadi yang bisa didapat secara mudah di etalase toko. Reputasi dibentuk dari proses panjang yang mencakup rekam jejak organisasi, portofolio kerja, dan kinerja unggul yang pernah dicatatkan.
Selain itu, pendiri sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan dalam opininya berjudul Fenomena “Flexing” dan Mahalnya Reputasi dalam opini PR INDONESIA, Senin (5/6/2023) menjelaskan, reputasi juga tak bisa dimainkan sembarangan karena bergantung pada persepsi publik.
“Apa yang dipersepsikan publik bagus maka itulah reputasi. Namun, sebaliknya jika persepsi publik jelek maka reputasi akan terkoreksi. Oleh karena itu, dibutuhkan ketekunan merawat dan kewaspadaan dalam mengelola reputasi,” tulisnya.
Adapun untuk membangun reputasi yang berkelanjutan, praktisi public relations (PR) harus senantiasa berpatokan kepada empat pilar utama. Merujuk Model Fombrun dan Shanley (1990) yang dikutip Syubhan Akib dkk. dalam buku Komunikasi Korporat (2025), berikut uraiannya.
1. Meletakkan Fondasi Identitas Perusahaan yang Kokoh
Pilar ini menekankan pada upaya membangun identitas perusahaan yang jelas, konsisten, dan otentik sebagai cerminan nilai-nilai inti, visi, misi serta kepribadian perusahaan. Dalam konteks ini, komunikasi yang konsisten dan transparan tentang identitas perusahaan kepada seluruh stakeholder menjadi kunci dalam membangun pemahaman dan kepercayaaan. Ibarat kompas, fondasi identitas perusahaan yang kuat akan memandu setiap keputusan dan tindakan bisnis.
2. Merangkai Persepsi Publik
Selanjutnya, organisasi perlu memastikan konsistensi narasi, selaras dengan identitas dan nilai-nilai yang dianut melalui berbagai platform publikasi. Transparansi dalam menyampaikan informasi menunjukkan adanya akuntabilitas. Sementara membangun dialog terbuka dan responsif kepada stakeholder dapat memperkuat hubungan dan membangun reputasi serta kepercayaan publik.
3. Menerjemahkan Nilai Menjadi Aksi Organisasi
Nilai-nilai yang dianut harus terlihat dalam perilaku organisasi maupun di setiap interaksi dengan stakeholder. Hal ini dapat menciptakan budaya organisasi yang menghargai integritas, etika, dan tanggung jawab dari karyawan. Keterlibatan aktif para karyawan sebagai duta perusahaan yang berinteraksi langsung dengan publik dapat menunjukkan komitmen perusahaan terhadap masyarakat.
4. Bukti Nyata Keunggulan
Pada akhirnya, pencapaian dan kesuksesan perusahaan dilihat dari aspek kinerja keuangan yang solid, inovasi produk/jasa, hingga rekognisi seperti penghargaan dari lembaga terpercaya.
Demikian empat pilar membangun reputasi yang kuat dan berkelanjutan bagi organisasi. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda)