Dosen Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Dr. Suko Widodo menilai inovasi yang didukung manajemen komunikasi publik dapat menjadi langkah positif dalam promosi budaya Pacu Jalur.
SURABAYA, PRINDONESIA.CO – Tradisi Pacu Jalur dari Kuantan Singingi, Riau, berhasil menarik perhatian publik internasional setelah berbagai video perlombaannya viral di media sosial. Fenomena tersebut praktis membuka potensi diplomasi budaya Indonesia. Namun, dosen Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Dr. Suko Widodo berpendapat, perlu adanya strategi dan tata kelola komunikasi publik yang baik.
Suko menjelaskan, perhatian publik internasional terhadap pesta rakyat yang menyatukan sejarah, budaya, dan spiritualitas masyarakat Kuantan Singingi ini perlu direspons dan ditindaklanjuti dengan manajemen publikasi. “Ini adalah diplomasi budaya modern. Namun, konten yang diunggah jangan liar. Tampilkan aspek yang menarik bagi audiens global,” ucapnya dikutip dari situs resmi Unair, Kamis (10/7/2025).
Dalam konteks ini, katanya, konten dapat dibuat lebih informatif dengan menyoroti aspek penting dari tradisi tersebut seperti panjang jalur, keselamatan, hingga kualitas air. Menurut Suko, audiens luar negeri akan lebih peduli pada pengalaman aman dan baru yang ditawarkan. “Orang asing kurang tertarik dengan ritual yang mereka tidak pahami,” lanjutnya.
Aksi Tokoh Publik
Suko juga menilai penting inovasi komunikasi dan keterlibatan tokoh publik dalam promosi budaya. Namun, tegasnya, hal ini harus disertai manajemen komunikasi yang baik, agar strategi yang dijalankan tidak menimbulkan kekhawatiran atas citra tokoh publik. Pandangan ini ia sampaikan sebagai respons atas unggahan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka yang turut meramaikan tren tersebut dan mendapat berbagai komentar dari warganet.
Dalam konteks komunikasi tokoh publik, kata Suko, penyusunan strategi terkadang memang menghadirkan dilema tersendiri. “Intinya, perlu manajemen komunikasi agar tidak blunder. Komunikasi efektif harus memperhitungkan siapa yang mengatakan, pilihan pesan yang akurat, dan media yang pas,” jelasnya.
Suko meyakini, dengan strategi komunikasi dan publikasi yang tepat, popularitas Pacu Jalur dapat terus meningkat, bahkan berkembang menjadi paket wisata lengkap. Meski, tambahnya, ada tantangan yang perlu disikapi terkait kesiapan masyarakat mencakup penataan pedagang, pelatihan hospitality, dan kecakapan komunikasi agar wisatawan merasa nyaman. (eda)