Upaya Mengomunikasikan Resesi
PRINDONESIA.CO | Jumat, 17/03/2023
Upaya Mengomunikasikan Resesi
Mendengar perkataan “resesi”, bayangan yang muncul di dalam benak kita adalah keadaan ekonomi yang parah, pengangguran yang merajalela dan harga barang-barang kebutuhan pokok yang merayap naik.
Ilustrasi: detik.com

Oleh: Noke Kiroyan, Chairman & Chief Consultant KIROYAN Partners

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Mendengar perkataan “resesi”, bayangan yang muncul di dalam benak kita adalah keadaan ekonomi yang parah, pengangguran yang merajalela dan harga barang-barang kebutuhan pokok yang merayap naik. Para eksekutif yang menjalankan bisnis waswas tentang terjadinya penurunan penjualan.

Akibat berikutnya bahwa kontraksi penjualan secara drastis tidak dapat diimbangi dengan kemampuan pengendalian biaya tetap (fixed costs) secara segera. Sehingga, perusahaan mengalami kerugian. Apabila kerugian tidak dapat diatasi untuk jangka waktu panjang, maka kebangkrutan adalah akibat terparah yang dapat dialami perusahaan.

Sebenarnya, sekalipun pemberitaan tentang resesi tiada hentinya, kalau kita berhenti sejenak dan mencoba mencerna semua berita yang mengkhawatirkan ini, kita akan dihadapkan kepada masalah. Bahwa meski banyak yang berbicara tentang resesi, namun arahnya macammacam. Hal yang sebenarnya dimaksud juga tidak ada keselarasan. Ada yang berbicara secara umum, ada pula yang spesifik mengatakan bahwa tahun 2023 diperkirakan adalah tahun yang “gelap” dikarenakan resesi.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI