“Public Relations” dengan “Public Affairs”, Di Mana Bedanya?
PRINDONESIA.CO | Rabu, 08/02/2023 | 1.681
“Public Relations” dengan “Public Affairs”, Di Mana Bedanya?
PR Meet Up #28, Jumat (3/2/2023)
Dok. PR INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Meskipun sering dianggap sama, tugas antara public affairs (PA) dengan public relations (PR) ternyata berbeda. Hal ini dikupas tuntas di acara PR Meet Up #28, agenda rutin yang diselenggarakan oleh PR INDONESIA di Jakarta, Jumat (3/2/2023). Kali ini penyelenggaraan PR Meet Up berkolaborasi dengan Hill+Knowlton (H+K) Strategies Indonesia.

Menurut Head of Strategy, Data, and Analytics Public Affairs H+K Strategies Indonesia Ahmad Zaki, PR berperan dalam meningkatkan awareness, sedangkan PA bertujuan untuk memengaruhi. PA membantu bisnis untuk memahami dan beradaptasi terhadap perubahan politik dan peraturan, namun tetap terkoneksi dengan ekspektasi budaya dan sosial dari publik.

Zaki melanjutkan, tanpa adanya usaha dari PR, suara dari tujuan brand (brand purpose) akan diabaikan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan dan pengaruh. Sedangkan tanpa adanya PA, suara dari kepentingan spesifik (specific interest), termasuk bisnis akan diabaikan oleh orang-orang yang membuat kebijakan publik dan peraturan.

Berbeda tujuan, berbeda pula cara penyusunan strategi. Menurut Chairman of Indonesian Public Affairs Community Arie Nauvel Iskandar, yang juga menjadi pembicara siang hari itu, PA berangkat dari analisis data tentang situasi yang berkembang di masyarakat. Misalnya, peningkatan populasi yang menyebabkan food security dan energy security. “Suka atau tidak, kita semua akan mengalami hal ini," ujarnya. “Belum lagi permasalahan sampah plastik dan perubahan iklim,” tambah Head of ERC Mubadala Energi tersebut.

Dari hasil analisis tersebut, praktisi PA dapat mengetahui opini dan concern masyarakat. Baru setelah itu, menentukan perusahaan berperan sebagai teman, mitra, atau pendukung.  Kemudian, praktisi PA mengemas komunikasi untuk menciptakan perubahan bersama. “Komunikasi ini dibuat berdasarkan agenda yang dapat berdampak pada percakapan, membuat perubahan, hingga mengubah kebijakan publik,” katanya.

Pendekatan Strategis

Kembali kepada Zaki. Ia merangkum setidaknya ada lima alasan keberadaan PA semakin relevan untuk bisnis saat ini. Pertama, saat ini perusahaan tidak hanya memerlukan awareness, namun juga dapat memberikan pengaruh. “PA memiliki peran dalam menciptakan percakapan, mengubah sentimen, mengontrol persepsi, hingga memengaruhi keputusan,” katanya.

Kedua, masyarakat senang mengomentari sesuatu. Studi berjudul How Consumers Respond to High Quality Content for Free in an Ad Free Environment menunjukkan 9 dari 10 orang menyukai konten yang dipublikasikan oleh brand. Intensitas mereka membeli barang tidak ditentukan dari seberapa besar mereka menyukai kontennya, namun tentang terpengaruhnya mereka terhadap percakapan dalam konten tersebut.

Ketiga, saat ini dunia begitu transparan. Ibarat tertutup kaca. Dengan adanya perkembangan media sosial, masyarakat memerlukan transparansi dari brand, perusahaan, dan juga pemerintah. Saat ini, masyarakat juta menuntut organisasi mendengar mereka, menghibur sekaligus mengedukasi mereka, dan menjadi tempat untuk mengekspresikan pemikiran mereka.

Keempat, prioritas dalam menciptakan awareness dan pengaruh. “Komunikator juga harus memiliki kemampuan untuk menyentuh keadaan emosional seseorang, tidak hanya memperkenalkan produk,” imbuhnya.

Kelima, pentingnya brand untuk relevan dengan audiensnya. “Dengan menjadi niche dan intim dengan audiens, brand dapat terkoneksi dengan audiens dengan lebih emosional, ketimbang transaksional,” pungkasnya. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI