Perang Melawan Hoaks: Minimalisasi Efek Ruang Gema dengan Literasi
PRINDONESIA.CO | Kamis, 15/04/2021 | 1.067
Perang Melawan Hoaks: Minimalisasi Efek Ruang Gema dengan Literasi
Efek ruang gema adalah suatu kondisi di mana seseorang hanya mau mendengar sesuatu yang sudah sepemikiran, sehingga memperteguh sikap mereka.
Dok.Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut survei dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata, sebanyak 54 persen masyarakat Indonesia merujuk kepada media sosial sebagai sumber informasi mereka. Sementara disinformasi yang beredar umumnya berasal dari media sosial dan aplikasi chat. Antara lain, Facebook, Instagram, Twitter, dan WhatsApp. 

Nah, algoritma pada media sosial mengubah linimasa yang tadinya sesuai waktu pengunggahan menjadi sesuai peminatan. Hal inilah yang kemudian membuat media sosial menjadi sesuai kepentingan dan prasangka penggunanya. Inilah yang menjadi perhatian utama sekaligus tantangan terberat Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), seperti Donny B.U., saat menjalankan perannya mengomunikasikan program vaksinasi COVID-19.

Dengan sistem tersebut, kata Donny saat menjadi pembicara dalam gelaran diskusi virtual RCCE Indonesia bertajuk “Melawan Disinformasi COVID-19”, Jumat (29/1/2021), ketika kita mencari suatu berita, maka kita akan terus ditautkan ke berita sejenis. Kondisi ini membuat kita terjebak di ruang gema (echo chamber), sementara banyak dari kita yang tidak menyadari hal tersebut.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI