Bagi praktisi public relations (PR), media masih menjadi stakholder utama. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut founder Nagaru Communication Dian Agustine Nuriman, PR memerlukan peran media sebagai penjembatan informasi bahwa brand/korporasi tetap hadir dan berkontribusi di masa-masa sulit.
Di acara Prime #2 Sharing Session bertajuk “Media Handling: Pandangan Kehumasan di Era Disrupsi,” Jumat (21/8/2020), perempuan yang merupakan anggota BPP PERHUMAS ini menjabarkan sepuluh praktik media relations. Antara lain:
“Media Pitches”
Mengirimkan gambaran singkat atau teaser dari brand atau event kepada media agar mereka tertarik untuk meliput.
Pelatihan Media
Contoh, memberikan pelatihan fotografi, penulisan, komunikasi, maupun tema-tema yang mereka butuhkan.
“Speaker Placement”
Mempersiapkan juru bicara/spokesperson untuk berhadapan dengan media saat perusahaan diterpa krisis.
“Blogging” dan Distribusi Artikel
Di samping harus memiliki kemampuan menulis yang baik, PR dituntut jeli dalam menjaga setiap informasi baik yang keluar dari perusahaan maupun yang berkaitan dengan reputasi perusahaan. PR harus memiliki sinyal yang kuat terhadap krisis.
“Awards Development”
Memberikan penghargaan kepada media yang rutin menulis tentang perusahaan/brand kita.
“Event Management”
Melibatkan media sebagai mitra utama dalam setiap event.
“Content Marketing”
Konten pemasaran
Distribusi Siaran Pers
Dalam setiap kegiatan yang melibatkan media, pastikan PR telah menyiapkan siaran pers yang didukung dengan materi foto, video yang baik dan sesuai standar jurnalistik. “Lengkapi dengan kata kunci/keywords sehingga terbentuk benang merah seperti yang kita harapkan,” ujar Agustine.
“Media Kit”
Baik dalam bentuk profil perusahaan, merchandise, maupun contoh produk yang disampaikan kepada media secara reguler.
“Media Engagement”
Aktivitas ini harus dilakukan secara konsisten dengan cara membuat agenda rutin. (ais)