Pegipegi Ajak Jalan-jalan Lagi Nanti
PRINDONESIA.CO | Kamis, 02/07/2020
Pegipegi Ajak Jalan-jalan Lagi Nanti
Inisiasi Pegipegi membangun optimisme dengan mencetuskan kampanye #NantiKitaPegipegiLagi.
Dok. Pegipegi

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi industri travel, tak terkecuali Pegipegi. Perusahaan yang diakuisisi oleh Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech), Maret 2018, ini harus merumuskan kembali strategi bisnis. “Kami mulai melakukan analisis jika hal tersebut terjadi di Indonesia dan dampaknya terhadap bisnis sejak virus ini muncul di Wuhan, Cina, dan mulai menyebar ke negara lain sekitar Februari,” kata Busyra Oryza, Corporate Communications Manager Pegipegi, mengawali pernyataannya secara tertulis kepada PR INDONESIA, Kamis (4/6/2020).   

Mereka mulai membuat berbagai skenario agar lebih siap menghadapi berbagai situasi yang akan terjadi. Dari skenario tersebut, mereka berupaya memperkuat infrastruktur operasional Pegipegi agar dapat bekerja dari rumah dengan efektif, memperketat serta lebih disiplin dalam penggunaan anggaran. Termasuk, cara mereka menyusun strategi komunikasi. Tidak mudah bagi tim Corcomm Pegipegi untuk menjaga relasi, mempertahankan kepercayaan dan reputasi brand di tengah imbauan jaga jarak fisik.

Hingga perusahaan on-line travel agent (OTA) ini menemukan celah. Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan lebih dari dua bulan di Jakarta dan sejumlah kota besar di tanah air, mereka melihat adanya tren berupa harapan dari sebagian masyarakat Indonesia yang ingin kembali beraktivitas dan rindu melakukan perjalanan/travelling.

Busyra dan tim lantas berinisiasi membangun optimisme dengan mencetuskan kampanye #NantiKitaPegipegiLagi. “Kami paham sekarang bukan waktu yang tepat untuk travelling. Kami juga sadar bahwa keinginan untuk travelling itu tetap ada di dalam hati dan pikiran SobiPegi, pengguna setia kami,” kata pria yang sebelumnya berkiprah di Traveloka itu.

Inti dari pesan ini, lanjut Busyra, mereka ingin mengajak masyarakat untuk tetap mengutamakan kesehatan agar kelak dapat kembali travelling setelah situasi lebih aman dan kondusif. Di sisi lain, langkah ini menjadi bagian dari upaya tim Corcomm menjaga brand equity perusahaan secara berkelanjutan.

Di tengah keterbatasan, mereka lebih banyak berkampanye secara daring. Salah satunya, memanfaatkan kanal owned channel seperti media sosial, newsletter dan blog. Untuk membangun interaksi dan partisipasi publik agar tetap efektif meski tak bertatap muka, mereka mengajak pelanggan untuk berbagi cerita tentang destinasi yang paling ingin dikunjungi ketika pandemi berakhir. Cara ini dilakukan untuk membangun optimisme.  Selain lewat saluran tadi, mereka membangun awareness publik dengan membuat video kampanye manifesto di YouTube dan imbauan untuk tidak mudik lewat billboard. “Responsnya positif, termasuk dari kalangan media,” kata Busyra.

 

Berbeda

Kampanye kali ini juga terasa berbeda. “Jika dulu kampanye bertujuan untuk meningkatkan transaksi. Sekarang, untuk membangun awareness menjaga kesehatan, menginspirasi dan optimisme,” ujarnya.

Upaya itu terasa jauh menantang. Sebab, mereka harus berpikir kreatif dan inovatif untuk dapat berkolaborasi dan menciptakan konten. Terutama, dalam bentuk video tanpa harus syuting, sementara seluruh karyawan bekerja dari rumah. Caranya, mereka memanfaatkan stok video dan foto untuk didaur ulang menjadi konten yang relevan dengan tema yang mereka buat. 

“Pandemi telah memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman dengan aktif berinovasi. Hanya mereka yang agile dan cepat beradaptasilah yang memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari krisis dan sukses ke depan,” kata Busyra. “Semoga kami salah satunya,” harapnya. (rtn)

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI