Menurut Founder EtKomunika Herry Ginanjar, tanpa adanya Social License to Operate (SLO) perusahaan dapat ditolak dengan bebagai cara di tengah masyarakat dan perusahaan harus memiliki SLO sebagai konsesi untuk kepentingan bersama.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Mengapa Social License to Operate (SLO) penting di era modern? Di era bisnis saat ini, kepemilikan izin resmi dari pemerintah belum bisa dikatakan memadai. Perusahaan juga harus memiliki apa yang disebut sebagai Social License to Operate (SLO) yang merupakan semacam persetujuan dan penerimaan dalam masyarakat dan meskipun tidak tertulis, cenderung membuat perbedaan antara keberhasilan atau kegagalan suatu proyek.
Perusahaan dapat mengalami penolakan yang kuat, bahkan dihalangi dalam bentuk protes, blokade, atau kampanye anti- reputasi jika tidak ada SLO. Contoh yang paling nyata dapat dilihat pada kasus- kasus pertambangan di Indonesia, di mana proyek-proyek yang telah memiliki semua dokumennya tertunda atau bahkan gagal karena adanya penolakan dari masyarakat. SLO bukanlah formalitas belaka, melainkan sebuah dasar operasi yang memungkinkan bisnis untuk mencapai keberlanjutan di tengah-tengah masyarakat yang semakin kritis terhadap dampak sosial dan lingkungan.
SLO menjadi semakin penting di tengah perubahan zaman. Seiring dengan meningkatnya media sosial, suara masyarakat dapat dengan mudah mencapai permukaan dan mengubah kebijakan pemerintah serta pendapat masyarakat umum. Perusahaan- perusahaan yang tidak mengikuti SLO dapat mengalami krisis reputasi dan tuntutan hukum yang dapat menyebabkan mereka kehilangan lisensi