Kembangkan Ekosistem Komunikasi, UTM Berkolaborasi dengan BPC Perhumas Madura
PRINDONESIA.CO | Jumat, 21/11/2025
Kembangkan Ekosistem Komunikasi, UTM Berkolaborasi dengan BPC Perhumas Madura
Sesi Pelantikan Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia Madura di Aula Syaikhona Muhammad Kholil Gedung Graha Utama UTM, Rabu (19/11/2025)
doc/istimewa

BANGKALAN, PRINDONESIA.CO –  Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bersama Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia Madura menjalin kolaborasi guna membangun ekosistem komunikasi yang lebih modern dan relevan. Kolaborasi ini dipandang sebagai landasan penting bagi pengembangan ekosistem komunikasi yang terarah dan profesional di lingkungan kampus dan masyarakat Madura.

Wakil Rektor II UTM Ir. Ari Basuki, ST, MTS menyampaikan, transformasi UTM kini tidak lepas dari peran strategis komunikasi publik dan pemberitaan positif. Oleh karena itu, menurutnya, kolaborasi dengan BPC Perhumas Madura akan membuka peluang dalam memperkuat ekosistem komunikasi publik dan citra Madura. “Dengan tagline Berakat di Madura, Berdampak untuk Dunia, UTM siap berkolaborasi untuk memajukan ekosistem komunikasi yang modern dan adaptif,” ujarnya dilansir dari laman resmi trunojoyo.ac.id, Rabu (19/11/2025).

Ari melanjutkan, kolaborasi bersama BPC Perhumas Madura ini mencakup komitmen bersama dalam penguatan literasi media, pengembangan riset komunikasi publik, peningkatan kompetensi mahasiswa, hingga kolaborasi program strategis di bidang kehumasan.

Sumber Pasokan Intelektual

Acara peresmian kolaborasi antara UTM dengan BPC Perhumas Madura di Aula Syaikhona Muhammad Kholil Gedung Graha Utama UTM, Rabu (19/11/2025) itu juga menghadirkan Seminar Nasional Kehumasan Perhumas Smart Series #3 bertajuk Menguatkan Ekosistem Informasi Publik Menuju Komunikasi yang Terbuka dan Kolaboratif.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhumas Indonesia Benny Siga Butarbutar menegaskan, praktisi public relations (PR) kiwari sudah harus mengedepankan intelektualitas. “Sebab, komunikasi kekinian tidak cukup hanya dengan kemampuan teknis, tetapi membutuhkan pemahaman strategis yang komprehensif,” ujarnya.

Tidak hanya itu, pria yang juga menjabat Deputi I Badan Komunikasi Pemerintah Republik Indonesia turut menyoroti lima kelemahan fundamental yang perlu dibenahi dalam ekosistem komunikasi nasional. Di antaranya perencanaan strategi komunikasi pemerintah, strategi kampanye jangka panjang, penguasaan ekosistem media global, manajemen komunikasi krisis, serta kemampuan menciptakan standar baru yang visioner. Dalam konteks ini, Benny menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai sumber pasokan intelektual bagi dunia komunikasi. “Kita membutuhkan lulusan yang mampu merespons tantangan industri yang penuh risiko dan bergerak cepat,” pesannya.

Pandangan Benny selaras dengan apa yang pernah ditegaskan Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto. Menurut Boy, lulusan PR yang tidak mengikuti perkembangan terbaru akan tertinggal dan kesulitan untuk bersaing di dunia kerja. “Maka, dengan kolaborasi lintas stakeholders, perguruan tinggi dapat memperkecil kesenjangan antara teori dan praktik PR sehingga menghasilkan lulusan yang terampil,” ujarnya kepada PR INDONESIA, Selasa (2/4/2025). (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI