Kemenag Dorong Transformasi Humas PTKIN Menuju Komunikasi Publik yang Strategis
PRINDONESIA.CO | Jumat, 07/11/2025
Kemenag Dorong Transformasi Humas PTKIN Menuju Komunikasi Publik yang Strategis
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Humas PTKIN yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) beberapa waktu lalu. 
Doc: Humas UIN KHAS Jember

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Transformasi peran public relations (PR) atau humas di lingkungan Perguruan Tinggi Keagaam Islam Negeri (PTKIN) menjadi sorotan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Humas PTKIN yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) beberapa waktu lalu. 

Sebagaimana disampaikan Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik (HKP) Kementerian Agama (Kemenag) Dr. Thobib Al Asyhar, M.Si., humas dalam konteks kekinian bukan sekadar pelengkap kegiatan seremonial, tetapi seni dalam mengemas pesan komunikasi.Menurutnya, era digital telah menuntut humas untuk tampil lebih profesional, seragam, dan kredibel. Oleh karena itu, katanya, identitas visual dan narasi komunikasi yang konsisten di seluruh satuan kerja akan membantu publik untuk lebih mengenal dan mempercayai Kemenag sebagai lembaga yang profesional dan modern. 

Untuk itu, dalam kesempatan tersebut, Thobib mengajak humas PTKIN untuk meninggalkan paradigma lama tentang humas yang hanya berperan sebagai fotografer atau pengisi kegiatan musiman, menuju peran baru sebagai arsitek komunikasi strategis. “Melalui konsep paradigm shift, humas harus menjadi jantung komunikasi strategis kampus,” tegasnya dilansir dari laman resmi Universitas Islam Negeri (UIN) KH Achmad Siddiq Jember, Kamis (30/10/2025). 

Seakan menyambung Thobib, Ketua Tim Humas UIN KH Achmac Siddiq Jember Dr. Moh. Nor Afandi, M.Pd.I. menekankan pentingnya dukungan pimpinan terhadap fungsi kehumasan. “Sebab, humas adalah wajah lembaga di mata publik, bukan sekadar tukang foto, tapi garda terdepan dalam menjaga dan membangun kepercayaan publik terhadap institusi,” ungkapnya.

Paradigma Humas Baru 

Adaupun paradigma baru yang dimaksud Thobib berarti humas tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga menjadi telinga publik dan jembatan aspirasi. Dalam praktiknya, Thobib menjelaskan, humas harus aktif melakukan media monitoring untuk membaca opini publik, memetakan isu potensial, dan menjadikan masukan masyarakat sebagai data perbaikan institusi. 

Thobib juga menekankan pentingnya survei sentimen publik dan kesiapan mitigasi krisis komunikasi agar lembaga dapat merespons cepat setiap perubahan persepsi masyarakat. Transformasi humas, menurutnya, dapat diwujudkan melalui tiga langkah yaitu perencanaan komunikasi tahunan, penetapan indikator kinerja utama (KPI), dan penguatan peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebagai pintu utama keterbukaan informasi publik.

Pandangan Thobib sejalan dengan hasil penelitian Linda Afriani & Agus Timan (2024) dalam Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) berjudul The Role of Public Relations in Educational Development in Higher Education Institutions. Penelitian tersebut menegaskan bahwa reputasi lembaga pendidikan tinggi dibangun melalui komunikasi strategis yang dikelola oleh humas lebih dari sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga membangun citra positif institusi, menjembatani komunikasi antar civitas akademika dan mitra eksternal, hingga mendukung implementasi strategi organisasi melalui pendekatan digital dan kolaboratif. (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI