Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya komunikasi pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat dengan pendekatan yang lebih humanis, kredibel dan partisipatif.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Keberhasilan pembangunan sebuah negara tidak hanya diukur dari capaian fisik semata. Lebih dari itu, keberhasilan diukur dari sejauh mana pesan dan manfaat pembangunan dapat dipahami, dirasakan, dan diinternalisasi oleh masyarakat. Hal itu yang coba ditegaskan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam sambutannya pada acara Training of Trainers (ToT) Juru Bicara Infrastruktur di Kantor Kemenko Infrastruktur, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025) ia mengatakan, komunikasi pembangunan yang efektif harus disampaikan secara jujur dan disertai ruang dialog, agar tercipta komunikasi dua arah yang mampu meraih kepercayaan publik.
Oleh karena itu, di hadapan peserta, AHY pun mengajak para jubir untuk bisa keluar dari pola komunikasi satu arah. “Lakukan face to face (tatap muka langsung) di warung kopi bersama ibu-ibu dan masyarakat. Sampaikan arah dan capaian pembangunan yang dilakukan pemerintah,” ujarnya dilansir dari Detik.com, Sabtu (9/8/2025).
Pendekatan Humanis dan Inklusif
Menurut alumni Harvard University itu, infrastruktur tidak semata persoalan teknis seperti jalan, jembatan, atau bendungan. Infrastruktur juga merupakan bagian dari pembangunan sosial yang menyentuh kehidupan masyarakat, mempengaruhi keadaan wilayah, dan mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat. “Infrastruktur mencakup bagaimana semua membawa manfaat untuk rakyat. Maka dibutuhkan komunikasi pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu AHY juga mengingatkan, tugas jubir tidak sebatas menyampaikan informasi positif. Mereka juga harus senantiasa membuka telinga untuk mendengarkan aspirasi, mengakui tantangan, dan menyampaikan kekurangan dengan semangat membangun.
Pandangannya itu selaras dengan teori dalam buku Teori dan Aplikasi Komunikasi Pembangunan (2024) karya Agus Ganjar Runtiko dkk, yang menegaskan bahwa komunikasi intensif dalam setiap proses pembangunan akan membuat roda pembangunan bergerak lebih maju. Sebab, komunikasi intensif memungkinkan masyarakat untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan membuat keputusan bersama.
Adapun untuk memastikan komunikasi pembangunan berjalan efektif, ada lima unsur penting yang harus diperhatikan. Pertama komunikator (pelaksana perubahan), pesan (rencana pembangunan), media (saluran komunikasi), komunikan (masyarakat sasaran), dan efek (perubahan perilaku). Sinergi antara komunikasi vertikal (pemerintah-masyarakat) dan horizontal (antar-masyarakat) diyakini dapat menjadi fondasi bagi terciptanya pembangunan inklusif. (EDA)