Menurut pakar komunikasi Maulina Pia Wulandari, seorang komunikator harus dapat memahami perspektif orang lain berkaitan dengan empati, menyampaikan pesan dengan jelas, menghindari jargon, dan mengomunikasikannya dengan posisi terbuka.
MALANG, PRINDONESIA.CO – Pakar komunikasi sekaligus dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari S.Sos., M.Kom., Ph.D menyebut, efektivitas komunikasi dalam konteks kekinian dipengaruhi tiga pilar.
Disampaikannya dalam kegiatan 13th Financial Controller Conference 2025 bertajuk Strategic Financial Leadership in the Age of Technology, Rabu (17/7/2025), ketiga pilar tersebut meliputi kejelasan, ketegasan, dan empati.
Maulina menjelaskan, ketiga pilar tersebut penting dipastikan utamanya oleh pemimpin di industri keuangan, guna mengatasi tantangan miskomunikasi lintas divisi, gaya penyampaian yang terlalu teknis, dan kurangnya kepercayaan diri tim saat memberi umpan balik.
Secara praktik, lanjutnya, ketiga pilar tersebut menuntut seorang pemimpin untuk dapat memahami perspektif orang lain karena berkaitan dengan empati. “Juga menyampaikan pesan dengan jelas, dan menghindari jargon serta mengomunikasikan dengan posisi terbuka,” ujarnya.
Komunikasi Efektif
Dalam konteks lingkungan kerja pemimpin yang dinamis dan lintas fungsi, Maulina melanjutkan, penting pula untuk mengedepankan kemampuan menyampaikan data dengan narasi yang jelas, empatik, dan strategis. Ia juga menggarisbawahi komunikasi sebagai tonggak penting yang dapat memperkuat kepemimpinan.
Sebagaimana disampaikan founder EtKomunika Herry Ginanjar dalam artikelnya di majalah PR INDONESIA edisi 112/Januari-Februari 2025 bertajuk Peran Kepemimpinan dalam Keberhasilan Mengelola “Stakeholder”, seorang pemimpin berkewajiban menciptakan proses komunikasi yang jelas dan transparan dengan para pemangku kepentingan, melalui saluran komunikasi yang tepat.
Bagi Herry, kejelasan dan transparansi proses komunikasi yang jelas disertai pengungkapan visi maupun kebijakan perusahaan, dapat membantu para pemangku kepentingan terhindar dari kesalahpahaman, yang merupakan tantangan terkini sebagaimana disampaikan Maulina. (eda)