Komunikasi Edukatif dan Kreatif, Cara DBS Indonesia Bangun Kepercayaan Publik
PRINDONESIA.CO | Kamis, 12/06/2025
Komunikasi Edukatif dan Kreatif, Cara DBS Indonesia Bangun Kepercayaan Publik
Head of GSMC PT Bank DBS Indonesia Mona Monika dalam PR Webinar Series #1 Selasa (11/6/2025)
doc/Humas Indonesia

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kepercayaan adalah fondasi utama dalam bisnis jasa keuangan. Pemahaman tersebut dipegang teguh oleh bank DBS Indonesia, yang meyakini bahwa reputasi tidak dapat dibangun melalui klaim, melainkan lewat bukti yang konsisten. Bagi DBS Indonesia, salah satu bukti tersebut adalah predikat bank teraman di Asia yang telah mereka sandang selama 16 tahun berturut-turut.

Disampaikan oleh Executive Director & Head of Group Strategic Marketing & Communication (GSMC) PT Bank DBS Indonesia Mona Monika, fondasi bangunan kepercayaan publik terhadap DBS Indonesia didasari strategi komunikasi yang merujuk kerangka kerja "DBS Lighthouse". 

Kerangka tersebut, terang Mona, bertujuan mewujudkan visi sebagai best AI-enabled bank with a heart, atau lembaga keuangan yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi dengan sentuhan empati dalam setiap layanannya. 

"Dengan fondasi ini, kami ingin membangun kepercayaan nasabah dan publik secara akuntabel, transparan, serta penuh empati," jelas Mona dalam Webinar PR Series #1 yang diselenggarakan HUMAS INDONESIA, Selasa (11/6/2025) secara daring.

Secara spesifik untuk membangun kepercayaan publik, lanjut Mona, DBS Indonesia secara proaktif mengedukasi nasabah, salah satunya mengenai keamanan siber. Dalam konteks ini, melalui situs web resminya, DBS Indonesia menyediakan belasan modul gratis tentang topik-topik penting seperti keamanan kata sandi, phishing hingga perlindungan data pribadi.

Edukasi juga digencarkan melalui konten kreatif yang relevan dengan kehidupan sehari-hari nasabah. Salah satunya seperti serial video "Behind the Scam (BTS)" yang mengupas berbagai modus penipuan. DBS Indonesia bahkan punya konten bergaya ala drama Korea untuk menarik minat kawula muda. 

"Konten yang relevan dengan kehidupan segmen kami terbukti menghasilkan keterlibatan (engagement) hingga di atas 10 persen," ungkap ahli kehumasan yang sebelumnya pernah bekerja untuk PT Microsoft Indonesia, PT Medco Energi Internasional dan British Council Indonesia.

Manajemen Krisis yang Responsif

Kepercayaan publik terhadap institusi, lanjut Mona, juga tak lepas dari kinerja manajemen krisis. Dalam hal ini, DBS Indonesia menerapkan prinsip komunikasi yang responsif dan transparan. Mona mencontohkannya dengan penanganan saat terjadi gangguan sistem teknologi di Singapura pada Juli 2024. Alih-alih diam, DBS Indonesia secara proaktif merilis pernyataan dan memberikan pembaruan informasi secara berkala kepada publik. 

"Komunikasi real-time sangat diperlukan saat krisis. Kami juga mengamplifikasi pernyataan positif dari regulator sebagai bukti keseriusan dalam mengatasi masalah yang berasal dari pihak di luar bank," tegasnya.

Mona juga menjelaskan, DBS Indonesia menerapkan prinsip "Whole Bank Responsibility". Artinya, tanggung jawab membangun kepercayaan tidak hanya diemban oleh divisi komunikasi, tetapi oleh setiap karyawan. Setiap individu di DBS Indonesia didorong untuk menjadi duta perusahaan yang tepercaya.

Ditanya soal akuntabilitas di era digital, Mona dengan tegas menjawab hal itu bukan sekadar kepatuhan, melainkan upaya membangun kepercayaan jangka panjang. "Kuncinya adalah komunikasi yang transparan, responsif, dan konsisten, dengan saluran yang disesuaikan untuk setiap target audiens," pungkasnya. (ARF)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI