Dalam upaya memperkuat kapasitas komunikasi publik pemerintah, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Jago Mengelola Media Sosial” untuk para penggawa media sosial (medsos) pemerintah.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Media sosial (medsos) hari ini telah memainkan peran yang krusial dalam komunikasi publik. Oleh karena itu, kecakapan praktisi komunikasi pemerintah dalam menggunakan medsos untuk berkomunikasi dengan publik pun perlu semakin ditingkatkan. Hal itu yang diupayakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) komunikasi digital bertajuk Jago Mengelola Media Sosial.
Kegiatan yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (20/5/2025) itu menghadirkan narasumber dari Meta Indonesia dan praktisi konten kreatif berbasis kecerdasan buatan (AI), untuk membekali 100 penggawa pengelola medsos berbagai kementerian/lembaga. “Di tengah derasnya arus informasi, penguasaan teknologi termasuk AI menjadi keharusan dalam mendukung peran strategis humas pemerintah,” kata Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Marroli J. Indarto dikutip dari siaran pers.
Marroli melanjutkan, Komdigi berharap gelaran bimtek kali ini dapat meningkatkan keterampilan para penggawa pengelola medsos pemerintahan dalam membangun strategi konten secara organik, dan memproduksi konten digital yang efektif berbasis AI.
Produksi Konten Medsos Pemerintah
Dalam paparannya, Government and Social Impact Partner Manager APAC Meta Indonesia Imanuel Lamoa mengimbau para penggawa pengelola medsos pemerintahan untuk dapat mengedepankan konsep “single minded messages” dalam setiap konten yang akan diunggah. Selaras dengan itu, katanya, materi yang disuguhkan kepada publik harus pula mudah dipahami. “Kesalahan umum biasanya terlalu banyak hal yang ingin disampaikan dalam satu waktu,” ujar Imanuel memberikan koreksi.
Tidak luput, Imanuel juga menyarankan agar para penggawa medsos pemerintahan untuk menggunakan kalender posting (calendar to plan) guna memastikan kedisiplinan dalam memproduksi konten, dan senantiasa memperhatikan perilaku audiens agar bisa menghasilkan konten yang relevan. “Konsistensi menjadi hal yang penting. Jangan melihat dari seberapa banyak yang harus diunggah,” pesannya.
Sementara itu, founder dan creator @belajarngekontenteh Muh. Azhar dalam kesempatannya mengajak para penggawa medsos pemerintahan untuk mulai mengoptimalisasi kemampuan kecerdasan buatan dalam produksi konten. Namun, sebagaimana pernah disampaikan Principal Indonesia Applied DIgital Economy & Regulatory Network (IADERN) Tuhu Nugraha dalam workshop Strategi Mitigasi Komunikasi Krisis Melalui Optimalisasi Manajemen AI dan Big Data yang digelar PR INDONESIA, Selasa (6/5/2025), praktisi komunikasi mesti sadar dengan risiko yang membayang di balik potensi besar AI.
Menurut Tuhu, dewasa ini terdapat tiga tantangan utama dalam pemanfaatan AI. Di antaranya bias algoritma, kesenjangan kompetensi sumber daya manusia (SDM), dan dilema tanggung jawab atas keputusan berbasis mesin. Oleh karena itu, lanjutnya, setiap organisasi saat ini perlu terlebih dahulu berinvestasi pada peningkatan kemampuan SDM-nya agar adaptif dalam komunikasi yang terus berkembang. (eda)