Melalui workshop komunikasi bertajuk Bersuara Lewat Konten, Bergerak Lewat Karya, Kementerian Komdigi tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat semangat partisipasi warga dalam membentuk ekosistem komunikasi publik yang sehat dan edukatif.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Beberapa waktu lalu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggelar workshop komunikasi bertajuk Bersuara Lewat Konten, Bergerak Lewat Karya, hasil kolaborasi dengan komunitas SOHIB (Sobat Informasi Baik) yang tersebar di 24 provinsi, dan IGID (Indonesia.go.id) di STMM MMTC Yogyakarta.
Direktur Informasi Publik Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Nursodik Gunarjo mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari strategi nasional membangun ruang publik yang sehat, produktif dan mencerdaskan. “Salah satu tugas strategi kami adalah memastikan ruang komunikasi publik tidak dipenuhi oleh kebisingan, hoaks, dan ujaran kebencian,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (25/6/2025).
Nursodik menjelaskan, kegiatan kali ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat semangat partisipasi warga dalam membentuk ekosistem komunikasi publik yang sehat dan edukatif. Melalui inisiatif ini, lanjutnya, Komdigi ingin menegaskan bahwa setiap warga negara dapat berkontribusi sebagai aktor dalam membentuk narasi Indonesia yang optimis, cerdas, jujur, dan menginspirasi.
Gerakan Komunikasi Publik Kolaboratif
Dalam kesempatan tersebut Komdigi juga memperkenalkan portal Indonesia.go.id sebagai rumah besar bagi komunikasi publik nasional. Portal ini, terang Nursodik, diharapkan dapat menjadi kanal terpercaya bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang akurat, relevan, dan membangun. “Portal ini bukan hanya milik pemerintah, melainkan terbuka untuk kontribusi masyarakat. Ini adalah ruang kolaborasi komunikasi publik yang terus kami kembangkan,” ucapnya.
Melalui semangat gotong royong digital, Nursodik mengatakan, workshop ini menjadi bukti nyata betapa pemerintah mampu membuka ruang kolaborasi bagi masyarakat demi menciptakan narasi-narasi yang membangun. “Semakin banyak komunitas yang terlibat, semakin sehat dan produktif ruang publik digital kita. Inilah fondasi komunikasi publik yang inklusif dan berdaya,” tegas Nursodik.
Pandangan Nursodik tersebut selaras dengan apa yang disampaikan CEO & Chief Consultant Kiroyan Partners Verlyana (Veve) Hitipeuw, dalam opininya di majalah PR INDONESIA Edisi 114 Mei-Juni 2025. Lewat artikel bertajuk Komunikasi Inklusif: Memperkuat Kepercayaan dan Jembatan Pemersatu Indonesia di Era Digital, Veve menekankan pentingnya kolaborasi dengan komunitas-komunitas agar terbentuk literasi media dan informasi.
Keberhasilan komunikasi dalam konteks kekinian, Menurut Veve, tidak sekadar diukur dari banyaknya click and share, melainkan dari tingkat pemahaman, kualitas umpan-balik, serta adanya kepercayan publik yang terjaga dengan transparansi dan tindak-lanjut. (eda)