Kemenko Polkam Tekankan Soal Komunikasi Terpadu dan “Sense of Awareness Media”
PRINDONESIA.CO | Senin, 26/05/2025
Kemenko Polkam Tekankan Soal Komunikasi Terpadu dan “Sense of Awareness Media”
Deputi Bidang  Kominfo Kemenko Polkam Marsekal Muda TNI Eko Dono dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelarasan dan Sinergi Tugas dan Fungsi Satuan Tugas Komunikasi dan Media pada seluruh desk bidang Polkam di Cibubur, Jawa Barat, Kamis (22/5/2025)
doc/kemenko Polkam

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) diketahui tengah berupaya memperkuat koordinasi komunikasi publik lintas kementerian dan lembaga, menyusul derasnya arus informasi dan meningkatnya ancaman disinformasi. Salah satu aspek yang sangat disoroti adalah soal komunikasi dengan media.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelarasan dan Sinergi Tugas dan Fungsi Satuan Tugas Komunikasi dan Media pada seluruh desk bidang Polkam di Cibubur, Jawa Barat, Kamis (22/5/2025), Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi Kemenko Polkam Marsekal Muda TNI Eko Dono menekankan, permasalahan komunikasi media sudah tidak bisa ditunda untuk diatasi. “Diperlukan sense of awareness yang tinggi, karena media berperan strategis membentuk opini publik, menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional,” ucapnya.

Eko menerangkan, saat ini Kemenko Polkam telah membentuk sembilan desk lintas sektor untuk mempercepat penyelesaian berbagai isu strategis nasional, seperti pemberantasan narkoba, judi daring, keamanan siber, korupsi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta perlindungan pekerja migran Indonesia (PMII) dan lainnya. “Masing-masing desk didukung oleh Satgas Komunikasi dan Media (Satgas Komed) yang bertugas memastikan narasi publik publik pemerintah berjalan terpadu, akurat, dan responsif,” jelasnya.

Namun, dalam praktiknya, lanjut Eko, Satgas Komed di tiap desk masih bekerja secara terpisah dan belum terintegrasi sepenuhnya. Padahal, katanya, banyak isu yang memiliki keterkaitan antar-desk. “Rakor ini bertujuan menyelaraskan dan mensinergikan seluruh unsur Kementerian/Lembaga dalam Satgas Komed agar tidak lagi bekerja dalam sekat,” imbuhnya.

Eko juga menekankan pentingnya semangat kerja kolaboratif dan kepedulian terhadap peran komunikasi publik dalam pemerintahan. Dalam konteks ini, ia menggarisbawahi sense of awareness  yang dinilai sangat penting bagi insan media. “Kalau bahasa anak muda sekarang, jangan sok stecu, stelan cuek, karena itu bagian dari tanggung jawab kita,” tegasnya.

Bangun Kepercayaan Publik Lewat “3 sense of PR”

Selain sense of awareness sebagaimana ditekankan Eko, founder & Principal Consultant NAGARU Communication Dian Agustine Nuriman dalam workshop “From Crisis to Opportunity: Membangun Kembali Kepercayaan Publik Pasca Krisis” yang digelar PR INDONESIA, Rabu (7/5/2025) menyampaikan, terdapat tiga “sense” lain yang wajib dimiliki praktisi komunikasi.

Pertama, sense of art yang berkaitan dengan membangun reputasi melalui panca indera manusia, sehingga apa yang dilihat publik akan menjadi persepsi pertama terhadap organisasi. Kedua, sense of heart yang mencerminkan pentingnya kepekaan dan empati tinggi dalam berkomunikasi. Ketiga, sense of hazard atau kepekaan melihat risiko isu dan potensi krisis.

“Praktisi komunikasi harus mampu mengidentifikasikan dan memahami gejala awal potensi yang bisa berkembang menjadi isu , serta mengambil langkah preventif agar isu tersebut tidak naik level menjadi krisis, sekalipun menjadi krisis, praktisi PR sudah bisa menghadapi dan menyelesaikan krisis dengan baik,” terangnya. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI