Kenali Enam Tahap Strategi Komunikasi DEI dan ESG
PRINDONESIA.CO | Minggu, 22/05/2022 | 2.173
Kenali Enam Tahap Strategi Komunikasi DEI dan ESG
Level tertinggi dari sebuah keberhasilan program komunikasi adalah impact (dampak) dari kegiatan komunikasi terhadap tujuan organisasi.
Dok.Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut Emilia Bassar, juri Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) saat mengisi sesi Coaching Clinic IDEAS, Senin (25/4/2022), ada enam tahapan dalam menyusun menyusun strategi komunikasi program DEI dan ESG. Tahap pertama, diawali dengan riset. Mulai dari mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber terkait isu yang muncul, stakeholder yang terlibat, kelemahan dan kekurangan yang dimiliki, serta peluang dan tantangan yang dihadapi.

Terkait DEI dan ESG, apabila organisasi sudah memiliki pedoman DEI dan ESG, maka praktisi PR harus memastikan implementasi dan peran komunikasi dalam menjaga semangat DEI dan ESG. Serta, upaya PR mengomunikasikan komitmen perusahaan menerapkan nilai-nilai DEI dan ESG kepada publik internal maupun eksternal.

Kedua, analisis situasi. Ada beberapa tools yang dapat digunakan dalam analisis situasi. Antara lain, SWOT, PEST/PESTLE, SC, MOST. Contoh, PESTLE terdiri dari politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan. Maka, dalam aspek politik, PR dapat melihat dari kebijakan terkait keanekaragaman hayati, institutional emissions, SOP ketenagakerjaan, dan pedoman zona integritas. Aspek ekonomi meliputi sumber pendanaan, kebijakan ekonomi, maupun insentif. Sementara aspek sosial meliputi gaya hidup, kesehatan dan keselamatan karyawan, opini publik, social listening, kebudayaan lokal, dan event tertentu.

Pada aspek teknologi, umumnya berkaitan dengan riset dan pengembangan, pengembangan energi terbarukan, teknologi pelayanan masyarakat seperti penggunaan kecerdasan buatan, live chat bot, penggunaan teknologi komunikasi, hingga dampak teknologi terhadap sosial.

Sedangkan aspek legal bisa berupa regulasi terkait penanganan perubahan iklim, regulasi keamanan data, perlindungan konsumen, diskriminasi gender, hak paten, serta etika bisnis yang mapan. Untuk aspek lingkungan meliputi gaya hidup ramah lingkungan, pengurangan jejak karbon, peningkatan efisiensi energi, dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

 

Level Tertinggi

Ketiga, pemetaan isu dan stakeholders. Keempat, menyusun strategi komunikasi. Tahap ini meliputi media dan taktik. Tools yang umum digunakan adalah paid, earned, shared, dan owned (PESO) model. Contoh, Nestle menyampaikan informasi melalui situs resminya tentang implementasi DEI dan ESG di perusahaan. Tujuannya, tak lain untuk menarik minat investor atau perhatian masyarakat dunia termasuk di Indonesia.

Kelima, tahap implementasi. Beberapa contoh implementasi elemen DEI dalam organisasi di antaranya menggunakan intranet untuk menumbuhkan budaya inklusi, memfasilitasi keberadaan media internal dalam bentuk inhouse magazine dan newsletter untuk mendorong misi perusahaan tentang adanya kesetaraan, serta komitmen perusahaan menggunakan bahasa inklusif di setiap materi publikasi secara konsisten.

Selain itu, annual report yang menunjukkan adanya keragaman dari organisasi termasuk komunitas yang ada di tempat kerja atau kegiatan operasional. Setiap organisasi juga harus memiliki pernyataan nilai ekuitas yang dipublikasikan melalui situs resmi perusahaan.

Keenam, tahap evaluasi menggunakan communication measurements tools. Dalam hal ini, Emilia memberikan contoh penerapan AMEC Measurement berdasarkan 3Os. Pertama, output. Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan komunikasi untuk mencapai tujuan. Metriknya dapat berupa jumlah artikel, share of voice, penetrasi pesan kunci, jumlah post di media sosial, ataupun jumlah kehadiran peserta di event.

Kedua, outtakes. Reaksi dan respons audiens terhadap kegiatan komunikasi meliputi like, share, view, follow, sentimen, komentar audiens, review, unique visitor, engagement, pertanyaan, subscription. Ketiga, outcome. Dampak kegiatan komunikasi terhadap audiens dan pencapaian tujuan komunikasi bisa dilihat dari penerimaan pesan, tingkat kepercayaan, dan brand preferensi.

Menurut Emilia, level tertinggi dari sebuah keberhasilan program komunikasi adalah impact (dampak) dari kegiatan komunikasi terhadap tujuan organisasi. Metriknya berupa reputasi, dukungan publik, revenue, serta perubahan sosial. (ais)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI