Komunikasi Vaksinasi COVID-19: Vaksinasi Butuh Pendekatan Sosiokultural
PRINDONESIA.CO | Jumat, 02/04/2021 | 1.050
Komunikasi Vaksinasi COVID-19: Vaksinasi Butuh Pendekatan Sosiokultural
Salah satu contoh pendekatan sosiokultural adalah kunjungan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Langkah ini merupakan bagian dari upaya advokasi dan patut untuk ditiru.
Dok.Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Demikianlah pendapat praktisi media senior yang juga merupakan Direktur TVMu Makroen Sanjaya. Dari pengamatannya, isu vaksin telah merebak sejak Desember 2020. Namun, mengerucut sejak 7 – 17 Januari 2021. Beberapa isu yang beredar di masyarakat meliputi stigma tentang vaksin yang merupakan produk Tiongkok, krisis kepercayaan masyarakat, imbas polarisasi politik pasca pilpres, hingga disinformasi vaksinasi.

Makroen mengatakan, misinformasi maupun disinformasi disebarkan oleh tokoh-tokoh publik yang berpengaruh. Seperti berita yang sempat viral beberapa waktu lalu mengenai adanya tokoh publik yang tidak bersedia divaksin. Yang bersangkutan bahkan lebih memilih untuk membayar denda ketimbang divaksin. “Hal ini tentu akan menimbulkan krisis kepercayaan kepada masyarakat,” ujarnya saat menjadi pembicara di acara yang digagas InterStudi & STDI The Series secara virtual, Rabu (20/1/2021).

Dampak dari maraknya disinformasi, masyarakat menjadi bingung untuk memilah berita yang sahih dan salah. “Berita benar dan salah saling menimpa satu sama lain, masyarakat pun mengalami saturasi informasi,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI